TNI AU Rekomendasikan Pembangunan Bandara Sangkima

on Monday, December 31, 2012

29 Desember 2012


Sangkima, Kalimantan Timur (image : Google Maps)

SANGATTA. Dukungan Pemkab Kutim untuk segera membangun Bandara Sangkima kini muncul dari TNI Angkatan Udara (AU). Dukungan ini tertuang dalam surat rekomendasi dengan No 13/336/X/2012 yang dikirim ke Pemkab Kutim, serta ditembuskan ke berbagai pihak termasuk kementerian Kehutanan dan lainnya. Alasan  TNI AU mendukung pembangunan Bandara Sangkima adalah untuk kepentingan mobilitas TNI pada umumnya, pada saat melakukan latihan gabungan di Sekerat. Surat rekomendasi ditandatangani oleh Marsekal Pertama TNI AU Polter Gultom selaku Kepala Disbagops TNI AU.

Karena dukungan ini, Kepala Dinas Perhubungan Kutim Johansyah Ibrahim mengatakan, dukungan ini merupakan hal yang positif. Apalagi, pihak kementerian  Kehutanan juga sudah memberikan sinyal akan melepaskan lokasi tersebut sesuai dengan permintaan enclave dari Pemkab Kutim karena itu pihaknya yakin bandara ini akan dibangun.

"Karena itu, tahun ini kami sudah melakukan perencanaan. Kami sudah siapkan anggaran perencanaan. Setelah ada persetujuan enclave, pekerjaan fisik langsung dimulai," jelas Johansyah ditemui dua hari lalu di kantornya.
        
Diakui, keberadaan bandara tersebut sangat dibutuhkan untuk menghidupkan dan mempermudah jalur transportasi di Kutim. Karena itu, pembangunannya akan dipercepat jika pelepasan dari Kemenhut sudah selesai. Karena itu perencanaanya harus dipersiapkan dari sekarang.

Disebutkan, proses pelepasan hak penggunaan lahan yang semula dikelola PT Pertamina kini sudah diserahkan kembali ke Kementerian Keuangan. Ini artinya kawasan tersebut sudah merupakan aset negara. Bahkan, Kementerian Keuangan sudah menghibahkan kawasan tersebut kepada Pemkab Kutai Timur melalui Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim. Namun finalisasi hibah masih terkendala dengan belum terbitnya persetujuan Kementerian Kehutanan terkait status kawasan yang termasuk TNK.

Menurut Johan, program pembangunan dan pengembangan Bandara Sangkima sudah direncanakan sejak lama. Namun hal itu terkendala masalah izin. Saat ini kondisi Bandara Sangkima memiliki landasan sepanjang 800 meter, lebar 23 meter dengan menggunakan aspal lapen (lapisan penetrasi macadam). Sesuai dengan perencanaan, bandara tersebut rencananya akan mengalami peningkatan, baik itu dari segi panjang maupun lebarnya. Untuk panjang landasan pacu rencananya ditambah menjadi 2.700 meter dengan lebar 40 meter. "Karena ada perluasan kawasan bandara, secara otomatis perlu ada izin dari Menteri Kehutanan. Begitu izin di keluarkan proses pembangunannya langsung dimulai. Termasuk pembuatan amdalnya dan meminta instansi teknis terkait untuk membebaskan lahan untuk pelebaran bandara," jelasnya.

Johan mengaku, keberadaan bandara ini mempunyai peranan penting untuk pengembangan kawasan Kutim yang didaulat menjadi salah satu daerah pengembangan koridor ekonomi nasional. Hal ini dikarenakan jarak tempuh jalur darat cukup jauh. "Dengan adanya bandara, jarak tempuh antara Kutim dengan Samarinda sebagai ibukota Kaltim dan beberapa daerah lainnya dapat lebih singkat. Bandara ini juga akan memudahkan arus transportasi warga keluar daerah. Secara tidak langsung akan mendukung perkembangan ekonomi daerah," katanya. (jn/agi)

(Samarinda Post)

View the Original article

PAL INDONESIAPatok Pendapatan 2013 Rp1,5 Triliun

on

31 Desember 2012


Kapal cepat rudal KCR-60 yang sedang dibangun di PT Pal (photo : Defense Studies)

SURABAYA – PT PAL Indonesia pada 2013 memproyeksikan pendapatan menjadi Rp1,5 triliun dengan menggenjot jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal, atau naik 250% dibandingkan pendapatan tahun ini hanya senilai Rp600 miliar.

Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) M. Firmansyah Arifin mengatakan BUMN tersebut tahun depan berpotensi mendongkrak pendapatan, menyusul besarnya peluang di bidang pemeliharaan dan perbaikan (harkan) maupun pembuatan kapal baru.

Menurutnya, sepanjang tahun ini divisi harkan kapal mengontribusikan 45% terhadap total pendapatan PAL yang mencapai Rp600 miliar.

“Tahun depan kami memproyeksikan kenaikan revenue menjadi Rp1,5 triliun. Divisi harkan masih akan menjadi tulang punggung, selain pembuatan kapal niaga, kapal perang dan rekayasa umum (komponen industri minyak dan gas bumi),” ujarnya saat ditemui Bisnis di kantornya, kemarin (29/12).

Firmansyah optimistis pada 2013 mampu mencapai kinerja sesuai yang direncanakan, mengingat kini mendapat sejumlah proyek yang akan dirampungkan tahun depan. Diantaranya dua unit tanker pesanan Pertamina masing-masing berbobot 17.500 dead weight ton (DWT) dengan harga US$25 juta dan US$24,8 juta.

Divisi rekayasa umum (general engineering/GE) juga tengah merampungkan pengerjaan platform untuk pemboran minyak lepas pantai pesanan Petronas senilai US$46 juta.
Perusahaan migas asal China CNOOC juga memesan komponen yang sama untuk pemboran minyak di Madura seharga US$42 juta.

“Platform pesanan CNOOC kami kerjakan bersama perusahaan asal China, maka nilai kontraknya dibagi dua masing-masing memperoleh US$21 juta,” tutur Firmansyah.

Dia menambahkan peluang lain masih terbuka lebar berupa pembuatan dan harkan kapal dari dalam maupun mancanegara. Untuk itu, bagian pemasaran PAL tahun depan disebutkan akan lebih proaktif mencari order.

Upaya tersebut akan dibarengi dengan pembenahan manajemen, agar PAL dapat bangkit kembali sesudah tahun lalu mengalami kerugian hingga ratusan miliar rupiah.

“Kami optimistis pada 2013 sudah mampu menangguh untung, tahun ini pun [dengan pendapatan Rp600 miliar] kami sudah bisa membukukan laba usaha kendati masih sangat kecil,” paparnya. 

(Bisnis Jatim)

View the Original article

Indonesia Luncurkan Roket Berjarak Tiga Digit Tahun Depan

on Friday, December 28, 2012

27 Desember 2012

Roket berdaya jangkau ratusan kilometer akan mulai diuji coba pada tahun 2013 (photo : Defense Studies)

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia siap meluncurkan roket tiga digit atau roket berdaya jangkau 100 km-900 km pada 2013 untuk memperkuat sistem persenjataan negara.

"Tahun depan kita akan mulai menguji statis maupun uji dinamis roket berdaya jangkau tiga digit," kata Asisten Deputi Menteri Riset dan Teknologi bidang Produktivitas Riset Iptek Strategis Goenawan Wybiesana pada Evaluasi Akhir Tahun di Jakarta, Kamis.

Untuk tahap awal, ujarnya, lebih dulu dikembangkan roket balistik berdaya jangkau 100 km dengan kaliber 350 mm sebanyak 10-20 unit, kemudian dilanjutkan dengan roket balistik kaliber berikutnya, disusul roket kendali.

Kementerian Ristek sebagai bagian dari konsorsium roket, turut mendanai proyek tersebut sebesar Rp10-15 miliar pada 2013. Selain Kemristek, konsorsium roket beranggotakan PT Pindad, PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, Lapan, BPPT, LIPI, ITB UGM, ITS, dan lainnya.

Teknologi roket, ujarnya, dibangun dari empat kemampuan yakni teknologi material, teknologi sistem kontrol, teknologi eksplosif dan propulsi serta teknologi mekatronik yang seluruhnya sudah dikuasai.

Program roket nasional, ia menerangkan, telah dimulai sejak 2005 dengan mensinergikan berbagai lembaga terkait, dilanjutkan pembuatan desain awal dan uji prototipe serta pengembangan desain pada 2010.

Pada 2011, urainya, konsorsium roket ini meluncurkan freeze prototype 1 (prototipe jadi) yang setelah dibeli Kementerian Pertahanan dinamakan R Han 122 untuk dibuat menjadi massal melalui program 1.000 roket.

"R Han 122 ini memiliki kaliber 122 mm berdaya jangkau 15 km, lalu pada tahun yang sama, daya jangkaunya R Han 122 ditingkatkan menjadi 25 km dan pada 2012 R Han ditingkatkan lagi kalibernya menjadi 200 mm dengan daya jangkau 35 km," katanya.

Sebelum program roket untuk kepentingan pertahanan negara, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah lama menguasai teknologi roket untuk kepentingan riset peluncuran satelit. (D009)



View the Original article

TNI AU Akan Beli Enam Hercules di Tahun 2013

on Wednesday, December 26, 2012

25 Desember 2012

Pesawat C-130H Hercules Angkatan Udara Australia yang saat ini telah dipensiunkan (photo : XAirforces)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mabes TNI terus mempercepat modernisasi alutsista matra udara. Setelah mendapat hibah empat unit pesawat Hercules C-130 dari Negeri Kanguru.

Rencananya tahun depan TNI AU bakal kedatangan enam pesawat Hercules jenis yang sama. “Pesawat Hercules sama didatangkan dari Australia,” kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono usai pelantikan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia di Lanud Halim Perdanakusuma, akhir peka lalu.

Agus menjelaskan modernisasi alutsita TNI AU merupakan program mendesak yang harus dipenuhi. Selain mendatangkan jet tempur Sukhoi dan F-16 sebagai program lanjutan memperkuat pertahanan udara, TNI AU juga bakal kedatangan pesawat angkut CN-295 sebagai pengganti Fokker-27. “Ini sebagai tindak lanjut program memperbarui alutsista TNI AU,” katanya.

KSAU Marsekal Madya Ida Bagus Putu Dunia menyebut, peremajaan alutsista merupakan salah satu kebijakan khusus yang bakal diprioritaskannya. Mendatangkan pesawat angkut dan jet tempur adalah program lanjutan untuk bisa memenuhi minimum essential forces (kekuatan pokok minimum) alutsitas TNI AU pada 2014.

Pada tahun ini, TNI AU mendapat dana terbesar untuk pembelian alutsista mencapai 2,6 miliar dolar AS. Adapun TNI AL mendapat alokasi dana sebesar 2,1 miliar dolar AS, dan TNI AD paling kecil sebanyak 1,4 miliar dolar AS.

“Saya akan mengevaluasi apa yang perlu diperbaiki dan mempelajari lagi tentang alutsitas,” kata Ida Bagus.

“Saya," lanjut Ida Bagus, "harus konsolidasi dan memperbaiki manajemen untuk melanjutkan program pejabat sebelumnya.”

Dalam pembukaan Rapat Kerja Teknis Logistik Modernisasi, pada awal bulan lalu, mantan KSAU Marsekal Imam Sufaat menyatakan, sesuai rencana strategis pembangunan 2010-2014, TNI AU membutuhkan sekitar 102 pesawat berbagai jenis.

Rinciannya terdiri atas pesawat tempur F-16, T-50, Sukhoi, Super Tucano, pesawat angkut CN-295, Hercules, Boeing 737-500, Helikopter Cougar, Grob, dan pesawat latih KT-1.



View the Original article

KASAU Aktifkan Kembali ACMI Pekanbaru

on Sunday, December 23, 2012

14 Desember 2012

ACMI secara real time mampu menyajikan data tentang posisi, kecepatan dan akurasi penembakan yang dilakukan oleh pesawat tempur saat melaksanakan pertempuran udara (photo : Aero)

KASAU Aktifkan Kembali ACMI Lanud Roesmin Nurjadin

Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal TNI Imam Sufaat SIP, secara resmi mengaktifkan kembali pengoperasian Air Combat Maneuvering Instrumentation/ACMI Lanud Roesmin Nurjadin. Peresmiannya ditandai dengan penandatangan prasasti dan pembukaan kain selubung papan nama ACMI, Kamis (13/12).

Pada kesempatan tersebut Kasau menyampaikan pentingnya pengaktifan kembali ACMI Lanud Rsn guna meningkatkan kemampuan penerbang TNI Angkatan Udara, terutama dalam melaksanakan pertempuran di udara. Selain mampu memantau secara langsung pergerakan pesawat, ACMI secara Real Time juga mampu menyajikan data tentang posisi, kecepatan dan akurasi penembakan yang dilakukan oleh pesawat tempur saat melaksanakan pertempuran udara, baik pada saat melaksanakan roketing, bombing maupun penembakan dari udara ke udara dan dari udara ke darat. Lebih lanjut Kasau juga menyampaikan bahwa pengoperasian ACMI merupakan langkah strategis bagi TNI Angkatan Udara dalam melaksanakan tugas kedepan.

Sementara itu Danlanud Rsn pada sambutannya menyampaikan bahwa fasilitas ACMI merupakan fasilitas latihan yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan tempur penerbang Skadron Udara 12. Pada awalnya ACMI yang diresmikan Kasau merupakan fasilitas latihan yang dulunya bekerjasama dengan RSAF, seiring dengan kebijakan Mabes TNI kerjasama tersebut direvisi dan tidak dilanjutkan lagi pada tahun 2003. Mengingat pentingnya fasilitas ACMI bagi penerbang tempur dalam melaksankan pertempuran udara maka, Mabesau mengaktifkan kembali sarana dan prasarana latihan ini. “ini merupakan langkah maju dan menunjukkan kepada negara lain bahwa kita mampu mengoperasikan sendiri fasilitas ACMI secara mandiri”, demikian disampaikan Danlanud. Lebih lanjut Danlanud juga menyampaikan bahwa seluruh peralatan ACMI sudah di renovasi sesuai kebutuhan latihan, demikian juga dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Setelah melalui proses renovasi, ACMI Lanud Rsn juga telah dilaksankan uji coba dengan menggunakan pesawat Hawk 100/200 dengan hasil baik.

Setelah meresmikan pengaktifan kembali ACMI Lanud Rsn, Kasau yang didampingi oleh Aslog Kasau, Pangkoopsau I, Pangkoopsau II beserta pejabat mabesau lainnya meninjau secara langsung ruangan BCDS ACMI yang berfungsi memantau seluruh pergerakan pesawat saat melaksanakan pertempuran di udara termasuk saat melaksanakan roketing, bombing maupun melihat akurasi dari hasil penembakan tersebut.



View the Original article

Lapangan Terbang Rumpin Diresmikan KASAU

on

15 Desember 2012

Lapangan terbang Rumpin di bawah Komando Pangkalan Udara Atang Sanjaya, Bogor (image : GoogleMaps)

JAKARTA, KOMPAS.com-Kepala Staf TNI AU Marsekal (TNI) Imam, Sufaat meresmikan Lapangan Terbang Rumpin, sebagai Detasemen Angkatan Udara di bawah Komando Pangkalan Udara Atang Sanjaya Semplak Bogor,  untuk mendukung operasi penerbangan TNI Angkatan Udara di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/12/2012).

Kasau menjelaskan, lapangan terbang Rumpin selain berfungsi sebagai (air strip), pangkalan udara cadangan (alternate air base) dan landasan udara cadangan (alternate field) bagi pesawat latih dan pesawat militer/sipil yang membutuhkan landasan darurat dalam penerbangan.

"Selain itu Lapangan Terbang Rumpin memiliki nilai strategis sebagai lokasi gelar sistem pertahanan udara melalui Konsep Pertahanan Negara (KPN) yang ditujukan untuk kekuatan pertahanan ibu kota. Lapangan Terbang Rumpin akan dikembangkan sebagai tempat latihan terkait tugas operasional TNI AU antara lain latihan awak pesawat, terjun payung dan manuver darat Paskhas khususnya detasemen Bravo serta tempat pembinaan potensi olahraga dirgantara", ujar Kasau menjelaskan.

Personel Den Bravo yang ditempatkan di Rumpin siap diberangkatkan lewat Lanud Halim ke seluruh medan penugasan di Tanah Air. Lapangan terbang Rumpin merupakan air strip peninggalan Jepang, setelah Perang Dunia Kedua.

Aset tanah lapangan terbang serta seluruh fasilitas bersama ratusan lapangan terbang eks Jepang lainnya diserahkan pengelolaannya kepada TNI Angkatan Udara. Fasilitas yang ada  meliputi landasan air strip, hanggar dan bunker persembunyian Jepang.

Selanjutnya, lapangan terbang Rumpin mengalami beberapa kali perubahan fungsi penggunaan dan akhirnya tanggal 19 September 2002 TNI Angkatan Udara mengembalikan statusnya sebagai Pos TNI Angkatan Udara untuk mengamankan aset negara serta menegakkan daerah keselamatan penerbangan.

Sejak 11 September 2006, TNI AU telah memperpanjang run way dari panjang 1.000 meter menjadi 1.238 meter (aspal beton) dan dilengkapi fasilitas seperti Tower Pengendali Lalu Lintas Udara serta Briefing Office sebagai kelengkapan sebuah air field.

Landasan ini bisa melayani pendaratan pesawat militer dan sipil sekelas Casa 212 atau Cessna Grand Caravan. Secara bertahap akan diperpanjang dan diperlebar sehingga bisa digunakan oleh pesawat sekelas CN-295 hingga C-130 Hercules.  

Selain pembangunan fasilitas penerbangan, TNI AU juga membangun Markas Detasemen Bravo Paskhas yang seluruh personelnya sudah diboyong dari Lanud Sulaeman Bandung ke Rumpin.

Sebagai tambahan tempat I I akan dilengkapi juga dengan sebuah Markas Batalyon Paskhas ditambah  pengembangan medan latihan realistis untuk kegiatan latihan perang kota dan hutan sebagai bagian peran Paskhasau dalam OMP maupun OMSP.



View the Original article

KRI Klewang Kedua akan Mulai Dibangun Januari 2013

on


21 Desember 2012

KRI Klewang 625 (photo : Lundin)

Tahun  Depan KRI Klewang Kedua Dibangun

BANYUWANGI - PT Lundin Industry Invest, perusahaan pembuat kapal perang asal Banyuwangi, Jawa Timur, akan memulai pembuatan KRI Klewang kedua pada Januari 2013. "Semoga awal 2013 bisa dimulai," kata Direktur PT Lundin, Lizza Lundin, melalui pesan pendek kemarin.

 KRI Klewang pertama, bernomor 625, terbakar habis di Selat Bali pada 28 September lalu. Kapal seharga Rp 114 miliar ini diluncurkan pada 31 Agustus 2012. Penyebab kebakaran adalah korsleting listrik pada saat pemasangan mesin dan instalasi listrik di galangan ke kapal.

Menurut Lizza, Klewang kedua akan dibuat dengan bahan yang sama, yakni komposit karbon, dan dilengkapi dengan teknologi anti-terbakar. Hal itu, kata Lizza, dilakukan agar insiden terbakarnya Klewang pertama tidak berulang.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Surapati mengatakan Angkatan Laut sedang mengkaji tiga opsi penggantian kapal perang KRI Klewang 625.

"Sampai hari ini kami belum memutuskan memilih opsi yang mana," kata Untung.

Opsi pertama, kata Untung, adalah kapal baru dengan material sejenis kapal lama, namun dengan kualitas bahan yang lebih baik.

Opsi kedua, kapal sejenis namun materialnya diganti, dari komposit fiber menjadi baja atau aluminium.

Opsi ketiga, jenis kapal diganti menjadi KCR-60.

Menurut Untung, saat ini Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan danTeknolagi (Puspiptek) Serpong, Tangerang Selatan, Banten, masih menguji material komposit fiber. Kalau material itu dinilai baik, TNI AL mungkin akan memilih opsi yang pertama. "Tapi, dengan catatan kualitas bahannya kelas satu," kata dia.

Untung memastikanTNI AL tidak mengeluarkan duit sepeser pun dalam pembuatan KRI Klewang baru. Sebab, dalam kontrak, kata Untung, PT Lundin sebagai produsen bersedia bertanggung jawab melakukan penggantian jika terjadi kerusakan kapal.

"Alternatif mana pun yang kami pilih, Lundin siap mengganti,"kata Untung.



View the Original article

BAE Systems Receive Contract to Provide F-16 Support for Indonesia

on Friday, December 21, 2012

18 Desember 2012

F-16 of the Indonesian Air Force (photo : Martin Eadie)

BAE SYSTEMS Expands Global F-16 Support Portfolio Securing $63 Million in Contract Awards from U.S. Allies

BAE Systems has received two contracts valued at nearly $63 million to provide F-16 support equipment, test systems, and spares to the governments of Indonesia and Iraq.

The contracts enhance the company’s strong global position and ability to deliver the right systems and expertise to support F-16 aircraft operated by U.S. allies.

“We are extremely pleased that Indonesia has called upon BAE Systems to again deliver the systems and services they require to affordably achieve their mission readiness,” said Carl Huncharek, program director for BAE Systems. “For Iraq, this is a unique opportunity to assist a new user of the F-16 and help train those who will support the aircraft for years to come.”

BAE Systems has delivered more than 25,000 support equipment and test systems to more than 24 countries worldwide. The company has done so with a 98 percent on time delivery record and a 99 percent customer return rate for the service, training, repair, and thru-life support of the systems provided. BAE Systems will develop and deliver these items from its Fort Worth, Texas facility by early 2014.

BAE Systems is also a leading systems integration provider for F-16 avionics upgrades. In August, South Korea selected BAE Systems as the sole source contractor to upgrade its F-16 fleet.  Additionally, the company supports the U.S. Air National Guard’s upgraded F-16s and the Turkish Air Force’s upgraded F-16s. BAE Systems’ upgrade solution includes the Commercial Fire Control Computer, which is currently the highest throughput and most supportable mission computer in any F-16.



View the Original article

PTDI Menargetkan Produksi Pesawat Perintis N-219 Secara Massal Pada 2017

on

18 Desember 2012

Pesawat N219 untuk melayani penerbangan perintis (photo : Inilah)

Bandung (ANTARA News) - "Proyek N-219 telah dirintis sejak 2004, namun terkendala krisis sehingga tertunda pada tahapan desain dan uji materil. Namun harapan memproduksi pesawat itu kini kembali terbuka dan sudah ada yang siap menggunakan pesawat itu," kata Ketua Tim Komunikasi PT Dirgantara Indonesia Sonny Saleh Ibrahim di Bandung, Selasa.

Menurut Sonny, pesawat N-219 tersebut akan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pesawat perintis untuk dioperasikan di wilayah Timur. Pesawat yang digerakan dengan baling-baling atau propeler itu cocok untuk menerbangi kawasan bergunung-gunung dan bercelah seperti di Papua.

Ia menyebutkan, salah satu maskapai penerbangan telah menandatangani "letter of interest" untuk membeli 20 pesawat jenis tersebut yang kemudian akan dioperasikan di wilayah Indonesia Timur.

"Pasarnya fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pengembangannya akan dilakukan 2013-2017. Bila telah ada lisensi terbang maka siap diproduksi massal," katanya.

Untuk merealisasikan proyek N-219, PT Dirgantara Indonesia akan menginvestasikan senilai 16 juta dolar AS. Angka itu masih jauh dari mencukupi, namun akan menjadi langkah awal yang positif bagi pengembangan pesawat kecil itu.

"Investasinya tidak langsung, namun menyisihkan dari laba yang diperoleh perusahaan. Butuh dana besar untuk bisa memproduksi pesawat itu namun kita akan coba dengan skema yang akan kita tempuh nanti," kata Sonny.

Selain akan mengembangkan proyek N-219, PTDI saat ini fokus untuk menyelesaikan pesawat pesanan antara lain CN-235/MPA pesanan TNI AL, kemudian pesawat pesanan TNI-AU termasuk pesawat varian baru N-259 dimana PTDI menjadi pemegang lisensi pemasara di Asia Pasific.

"PTDI melakukan revitalisasi mesin produksi diharapkan bisa meningkatkan produktifitas, dan itu pasti berdampak positif pada kinerja PTDI ke depan," katanya.

Terkait kinerja kontrak PTDI pada 2012 menurut Sonny mencapai Rp8,2 triliun dan ia optimis pada akhir tahun bisa menembus angka Rp9,5 triliun. Kontrak itu antara lain untuk perawatan pesawat, pembuatan komponen, pembuatan pesawat serta lainnya.



View the Original article

Penerimaan PT DI Selama 2012 Capai Rp 3,1 Triliun, Targetkan Kontrak di 2013 Rp 3 Triliun

on

19 Desember 2012

Perolehan kontrak PT DI tahun 2012 (table : Kontan)


Penerimaan PT DI Selama 2012 Capai Rp 3,1 Triliun

Bandung - Pada tahun 2012 ini, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) mendapatkan penerimaan sebesar Rp 3,1 triliun. Sementara kontrak yang dicapai mencapai Rp 9,5 triliun. Penerimaan tersebut diperoleh dari kontrak-kontrak dari dalam dan luar negeri. Di mana dari dalam negeri termasuk kontrak dari Kementrian Pertahanan sebesar Rp 8,2 triliun.

"Tahun 2012 ini istimewa. Kami mendapatkan kontrak mencapai Rp 9,5 triliun. Dan penerimaan sebesar Rp 3,1 triliun. Ini pencapaian yang cukup besar apalagi setelah masa sulit yang pernah dialami PT DI beberapa tahun lalu. Biasanya paling maksimal kami dapat Rp 2 triliun, ini loncatan buat kami," ujar Kepala Komunikasi PT DI Sonny Ibrahim Saleh dalam Coffe Morning Break di Kantor PT DI Jalan Pajajaran, Selasa (18/12/2012).

Penerimaan sebesar Rp 3,1 triliun tersebut berasal dari pembayaran pesawat terbang terbang sebesar 2,65 triliun, pembuatan komponen pesawat Rp 200 miliar, perawatan pesawat sebesar Rp 170 miliar dan alutsista sebesar Rp 80 miiliar.

"Pesawat terbang yang kami kerjakan pada 2012 ini diantaranya CN 235, CN 295, CN 212 dan helikopter. Sementara alutsista yaitu torpedo dan roket," tuturnya.

Untuk tahun 2013 dan 2014 mendatang PT DI telah mencatat penerimaan minimal sebesar Rp 3 triliun yang diperoleh dari kontrak pada 2012.

"Jadi tahun depan kita minimal sudah punya Rp 3 triliun di Tahun depan kontrak 2012. Kami berharap kerjasama dengan Sukhoi juga bisa terlaksana pada 2013 nanti," tutur Sonny.


Baca Juga :

2013, PT DI Targetkan Kontrak Rp 3 Triliun

BANDUNG, TRIBUN – Bagi PT Dirgantara Indonesia (DI), 2012 merupakan tahun yang sangat positif bagi kinerja lembaga BUMN yang dulunya bernama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) itu. Pasalnya, selama 2012, PT DI menjalin kontrak bernilai Rp 8,2 triliun. Bahkan, PT DI optimis hingga akhir Desember 2012, mereka mampu menjalin kontrak senilai Rp 9,5 triliun.

“Ini merupakan tahun yang sangat positif bagi kami. Itu karena sebelum-sebelumnya, nilai kontrak kami, maksimalnya mencapai Rp 2 triliun,” sebut Kepala Tim Komunikasi PT DI, Sonny Saleh Ibrahim, di PT DI, Selasa (18/12/2012).

Melihat kinerja selama 2012, Sonny menyatakan, pihaknya menyiapkan dan menyusun rencana kerja pada 2013. Target kontrak pada 2013, sebutnya, minimal sejumlah Rp 3 triliun. Begitu pula dengan proyeksi kontrak 2014. “Nilainya sama, minimal Rp 3 triliun,” sambungnya.
  
Diutarakan, pihaknya optimis dapat merealisasikan target kontrak 2013. Dasarnya, jelas dia, realisasinya sudah mencapai 90 persen. “Sekarang, dalam tahap tender. Mudah-mudahan saja gol,” ucap Sonny.

Jika terealisasi, katanya, kontrak 2013 masih berkaitan dengan pemerintah. Menurutnya, sekitar 50 persennya berupa kontrak dengan pemerintah. Sisanya, ungkap dia, kontrak dengan beberapa negara, antara lain, Filipina dan Thailand.  (win)



View the Original article

Menristek: Indonesia Akan Produksi Pesawat N219, N245 dan N270

on

20 Desember 2012

CN-235NG-Jika N-219 model pesawatnya telah sering dipamerkan, maka pesawat N-245 diperkirakan sebagai CN-235NG sedangkan N-270 diperkirakan merupakan pengembangan dari pesawat N-250 (photo : pushakadidit)

Menristek: Indonesia Produksi Pesawat N219 pada 2014

Jakarta (ANTARA) - Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, mengatakan, Indonesia akan memproduksi pesawat N219 pada 2014.

"Tahun ini masih dalam tahap desain, kemudian 2013 dibuatkan prototype dan 2014 akan diproduksi," ujar Menristek dalam lokakarya Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional di Jakarta, Kamis.

Pesawat yang mempunyai kapasitas 19 penumpang tersebut, akan melayani wilayah pegunungan dan sulit dijangkau.

Pesawat N219 adalah pesawat yang mempunyai dua baling-baling dan hanya membutuhkan landasan 500 meter.

"Angkutan udara memang diperlukan karena cepat, sarana mempersatu bangsa, menjangkau daerah terpencil, dan juga menunjang sektor lain."

Kemristek sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp310 miliar yang digunakan untuk pembuatan prototype.

Untuk memproduksi pesawat tersebut melibatkan sejumlah lembaga seperti Lapan, PT DI, dan BPPT, katanya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tejasukamana, mengatakan bahwa pada tahun 2013 akan diproduksi empat pesawat prototype yang digunakan untuk uji terbang dan uji struktur.

"Hampir 70 persen bandara di Indonesia mempunyai landasan di bawah 800 meter," ujar Bambang.
Pesawat N219 tersebut, lanjut dia, sudah dipesan oleh sejumlah maskapai penerbangan sebanyak 50 unit. Namun sebelum dijual, kata Bambang, pihaknya akan melakukan sertifikasi terhadap pesawat tersebut.

Bambang mengatakan, pesawat yang dibuat tersebut lebih murah dibandingkan pesawat sejenis yang diproduksi negara lain.

Selain itu, pada tahun 2016 juga menargetkan akan memproduksi N245 dan pada 2017 memproduksi N270, katanya.(rr)


Baca Juga :

Lapan Siapkan 4 Prototype Pesawat Perintis N 219 Seharga Rp 310 M

Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) akan membuat empat buah pesawat prototype pesawat perintis N 219 pada awal tahun depan. Untuk proyek itu, Kementerian Riset dan Teknologi RI mengucurkan dana sebesar Rp 310 miliar.

"N 219 dikerjakan Lapan dan DI (PT Dirgantara Indonesia), proses power on sudah selesai dan sekarang menuju ke prorotyping," ujar Kepala Lapan, Bambang S Tejasukmana di Gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (20/12/2012).

Dengan dana Rp 310 miliar, akan dihasilkan empat prototipe pesawat N 219. "Akan dibangun 4 prototype. Yang diujiterbangkan 2, diuji struktur 2 (tanpa mesin). Uji struktur seperti uji tabrakan," lanjutnya.

Pesawat berkapasitas 19 penumpang ini dinilai akan menjawab kebutuhan daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki akses transportasi darat.

"Dia bisa mendarat di landasan pendek. Di lapangan rumput dan tanah juga bisa mendarat," jelas Bambang.

Hal ini diamini oleh Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta. "Yang mengerjakan Lapan, yang mengujinya BPPT, kita ristek yang mengkoordinir semuanya," kata Hatta.

"Untuk penumpang saja, tapi bisa sekalian barang juga," imbuhnya.

Pesawat ini ditargetkan selesai sertifikasi pada tahun 2014 mendatang. (sip/rmd)



View the Original article

VEB Russia will Give Indonesia a Loan to Buy Aircraft

on

20 Desember 2012

In December 2011, Indonesia purchased from Russia an additional batch of six multi-role Su-30MK2. The deal was for $ 470 million (photo : Fuerza Aerea)

VEB Will Lend the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia

State Corporation "Bank for Development and Foreign Economic Affairs (Vnesheconombank)" and the Republic of Indonesia through the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia signed a loan agreement.

The document will provide Vnesheconombank Ministry of Finance of Indonesia credit facilities totaling $ 399.5 million for the period of 7 years.

These loans will be used to finance the delivery of Russian aircraft to the Republic of Indonesia under the export contract between JSC "Rosoboronexport" and the Ministry of Defence of the Republic of Indonesia.

The credit agreement is the second transaction concluded with the Ministry of Finance of Vnesheconombank the Republic of Indonesia for the past two years.

This agreement demonstrates the progressive development of relations between the two countries and meets targets set at the eighth meeting of the Russian-Indonesian Joint Commission on Trade, Economic and Technical Cooperation. Vnesheconombank's participation in financing the project promotes the export of Russian high technology products to South-East Asia.

(VEB)


View the Original article

Pindad Berencana Kembangkan Tank Tempur Medium Tanpa ToT

on Saturday, December 15, 2012

16 Oktober 2012

Tank tempur medium yang akan dikembangkan Pindad akan menutup gap yang lebar antara Light Tank dan MBT (photo : detik)

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG- Setelah sukses membuat kendaraan tempur jenis Anoa, PT Pindad berencana membuat tank tempur medium (Medium Battle Tank).

"Kami akan membuat tank tempur medium," ujar Kepala Sekretariat Perusahaan PT Pindad Iwan Kusdiana, di PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).

Iwan menjelaskan, tahapan yang akan dimulai pihaknya adalah berkonsentrasi membuat tank tempur medium dengan bobot sekitar 20 ton.

Meski rencana pembuatan tank tempur medium baru dilakukan, Iwan mengungkapkan pihaknya akan melakukan pengembangan tanpa transfer of technology (ToT) dengan produsen pembuat tank dari luar negeri.

"Kami tidak kerja sama dengan luar. Ini kami kembangkan sendiri," ucap Iwan.

Iwan optimistis pihaknya dapat menyelesaikan pengembangan tank tempur medium dengan jangka waktu yang cepat. Targetnya, pada 2014 prototype tank ini sudah jadi. (*)

Tak Tiru Buatan Jerman

Meski baru pertama kalinya PT. Pindad mengembangkan tank tempur Medium (Medium Battle Tank) pihaknya tidak akan meniru model tank tempur Medium Marder dari Jerman yang akan dipesan oleh Indonesia.

"Kami tidak akan meniru dari sana(Jerman)," ujar Kepala Divisi Kendaraan Khusus PT Pindad, Hery Mochtady di PT. Pindad, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/10/2012).

Hery menerangkan, pengembangan tank tempur Medium ini tentunya dibuat sesuai kebutuhan dan permintaan TNI, sehingga ketika beroperasi nanti dapat digunakan secara maksimal.

"Kami akan desain dengan menyesuaikan requirement dari kavaleri TNI," ucap Hery.

Sejauh ini, lanjut Hery tahapan yang telah dilalui sampai pada pembuatan desain. Dalam pembuatan desain inilah kavaleri TNI dilibatkan meski tidak sampai ke tahap lebih jauh.

"Target kami pada 2014 sudah jadi prototype. Setelah prototype jadi, kami mulai produksi," kata Hery.



View the Original article

India Tawarkan Senjata Kaliber Besar dan Truk Militer kepada Indonesia

on

17 Oktober 2012

Perusahaan India Tata juga menyuplai kendaraan truk untuk angkatan bersenjata Malaysia bekerjasama dengan perusahaan lokal DRB Hi-Com (photo : offroadvehicle)

Berita HUKUM - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Selasa (16/10) setelah menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan India, Shri AK Antony beserta rombongan di gedung Kemenhan Jakarta, menyampaikan keterangan persnya kepada wartawan, tentang misi dan tujuan dari diadakannya kunjungan kedatangan Menhan India ke Jakarta, dalam rangka melakukan Meeting Bilateral Indonesia - India dengan Menhan Purnomo Yusgiantoro beserta jajaran pejabat Kemenhan dan TNI kedua negara.

Menhan menjelaskan, dari hasil pertemuannya, "kita baru saja melaksanakan bilateral meeting dengan Menteri pertahanan India, Shri AK Antony. Kita bertukar pikiran mengenai masalah Internasional di sekitar kita, nanti akan dijelaskan lagi oleh Sekjen, Marsekal Madya Eris Herryanto. Dalam meeting tahap awal antara Sekjen kemenhan, pak Eris Herryanto dan Secretary Ministry dari India tadi sudah banyak yang kita bahas, diantaranya: kerjasama Maritim, Security dan keamanan lainnya," ujar Purnomo.

Sekjen Kemenhan, Marsekal Madya Eris Herryanto mengatakan, "Dalam meeting bilateral tadi, kita telah membahas kerjasama Sharing Information, Sharing Intelijen, Officer Iterpres. Tawaran dari pihak India tentang Amunisi Kaliber Besar dan mesin-mesin truk, serta mesin untuk Kendaran tempur, juga telah kita diskusikan," jelasnya.

Sedangkan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjen Hartind Asrin mengatakan, "Indonesia juga tidak ketinggalan dalam menawarkan produk industri pertahanan dalam negeri kepada India, diantaranya yang kita tawarkan yaitu: pesawat CN 235, kapal Landing Platform Dock 125m, panser Anoa, dan senjata-senjata lainnya. Dalam hal ini, mereka juga meresponnya dengan positif, mereka juga tahu bahwa industri pertahanan Indonesia juga bagus," pungkas Hartind Asrin.



View the Original article

India to Train, Support Indonesian Sukhoi Fleet

on

17 Oktober 2012

TNI AU’s Su-27 aircraft (photo : Kaskus Militer)

In a move that will significantly shore up bilateral military ties, India has agreed to train and support the Indonesian Air Force in operating its fleet of Russian Sukhoi fighter jets. It will shortly send a high-level team to work out the details of a support package.

While India had a similar agreement with Malaysia that also operates the fighter jets, the decision to cooperate in training, technical help and spares support with Indonesia has been taken during the ongoing visit of Defence Minister A K Antony to Jakarta.

The Indonesian Air Force currently operates both the Su 27 and Su 30 fighters and will eventually have 16 of them in service, if more orders are not placed.

In the past, Jakarta has had a pact with China to train its pilots and provide technical support for the fighter fleet.

Given that India also operates the fighters and will have one of the largest fleets in service once all the 272 jets enter service, Jakarta has been interested in seeking New Delhi’s assistance for technical support and training.

In his interaction with top Indonesian officials in which the issue came up, Antony has said that a “high-level Indian Air Force team would be sent to finalise details of training and spares support package”. The team, Antony conveyed, will be sent across “once the Indonesian Air Force firms up its requirements”.

While the details will be worked out, the package is likely to involve a maintenance contract for the aircraft to Hindustan Aeronautics Limited (HAL), which is producing and maintaining the Indian fleet of the fighters. In 2007, India had embarked on a similar deal with Malaysia to train its pilots and weapon operators on their Su 30 MKMs.

Besides the Air Force cooperation, India and Indonesia deliberated on several issues of mutual interest and decided to “significantly enhance their defence cooperation”, a defence ministry spokesperson said. “The two sides exchanged views on issues relating to regional and global security, bilateral exercises involving Services, training, co-production of defence equipment and ammunitions and visits at high levels,” Defence Ministry spokesperson Sitanshu Kar said.

During his visit, Antony spoke at length on ‘power rivalries’ in the Indian Ocean Region and said that although conducted in local theatres, their impact is felt in the wider regional arena too.

“Our view is that all countries should exercise restraint and resolve the issue through dialogues according to principles of international law,” he commented on the South China Sea dispute.

Antony is leading a high-level delegation to Jakarta that includes Defence Secretary Shashikant Sharma, CISC Vice Admiral SPS Cheema, C-in-C Andaman & Nicobar Command Lt Gen NC Marwah and DG Ordnance Factory Board SK Beri.



View the Original article

RUAG Tawarkan Perawatan F-5 TNI AU

on Tuesday, December 11, 2012

10 Desember 2012


F-5F/F TNI AU direncanakan untuk dapat beroperasi hingga tahun 2020 (photo : Eddy Febriyanto)

Perusahaan perawatan pesawat (MRO) Swiss, RUAG, menawarkan paket perawatan pesawat tempur F-5E/F Tiger II kepada Indonesia. RUAG menyatakan pihaknya sanggup melakukan perawatan menyeluruh armada pesawat tempur F-5 TNI AU mulai dari rangka, sistem avionik, mesin, hingga persenjataan.

Stephan Brauch, Direktur Penjualan Jet & Missiles, Divisi Penerbangan Militer RUAG, menyatakan hal tersebut dalam pameran persenjataan Indo Defence 2012 di JIExpo Kemayoran, November lalu.

Dikatakan, RUAG yang merupakan BUMN Swiss itu selama ini telah memiliki pengalaman merawat pesawat F-5E/F Swiss maupun F-5 beberapa negara lain serta F/A-18 Hornet.

Brauch yang pernah mengunjungi Lanud Iswahjudi menambahkan, melihat fasilitas perawatan pesawat yang dimiliki lanud tersebut, pengerjaan pesawat F-5 TNI AU bisa dilaksanakan di Magetan, Madiun. RUAG tinggal mengirim teknisi dan beberapa peralatan tambahan untuk sekaligus melakukan transfer teknologi perawatan si Macan di Indonesia. (ron)

(Angkasa No 3 Desember 2012)

View the Original article

Honeywell Keen Participating in the Indonesian Aerospace Industry

on Saturday, December 8, 2012

07 Desember 2012

Honeywell turboprop TPE-331 engine (photo : Oldwoodward)

Honeywell Aerospace, one of the four Honeywell’s business units based in New Jersey, United States, observing the fast growing Indonesian aviation industry, is keen in participating such as the PT Dirgantara Indonesia and the Korean Aerospace aircraft program to produce fighter planes, as well as the maintenance, modification and upgrading of the Indonesian Air Force C-130 heavy transport planes.

President Asia Pacific Honeywell Aerospace Honeywell Aerospace, Briand Greer, further said to Angkasa early November in Jakarta, with experience engineers and Honeywell products, the US avionics company is looking forward to take part in the avionic system, engine, auxiliary power unit and wheel & brake system.

“Not only US and European-made aircraft, but also Russian-made planes. We have the ability to repair and modified Mi-17 helicopter, especially for its avionics,” said Paul J. West, Director Avionic Technical Sales Honeywell Defense & Space who assisted Greer.

He added, though his company is world known but less known in Indonesia, actually its presence in the country is known being the supplier for the TPE-331-12 engine for the PT Dirgantara Indonesian-made NC-212 light transport aircraft. The company also supplied various components, electrical system and avionics for the Indonesian Air Force F-16 Fighting Falcon jet fighters since 1990.

He further explained, the company involved in three business fields, the defense & space, air transport & regional, and general aviation. Beside aerospace, Honeywell is also known for its automation and control solution, performance and technologies, and transportation system. (adr/ds)



View the Original article