Hercules A1303 Diserahkan kepada ARINC untuk Diretrofit

on Friday, November 30, 2012

30 November 2012

Pesawat Hercules TNI AU A1303  (photo : VectorKalkulus).

Kemhan RISerahkan Pesawat C-130 Hercules kepada ARINC LLC USA

Kementerian Pertahanan Republik Indonesia menyerahkan pesawat C-130H A-1303 Hercules kepada ARINC, LLC USA, untuk pelaksanaan Retrofit bertempat di Hangar Satuan Pemeliharaan 15 Depohar 10 Lanud Husein Sastranegara, Bandung, Kamis (29/11).

Pada penyerahan pesawat Kemhan RI diwakili oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Ka Baranahan) Mayor Jendral TNI Ediwan Prabowo. Dalam sambutannya Ka Baranahan menyampaikan bahwa Kemhan RI telah menandatangani kontrak dengan ARINC pada tanggal 8 Desember 2008 untuk melaksanakan retrofit 5 pesawat C-130H milik TNI Angkatan Udara. Kemhan yakin bahwa ARINC akan dapat menyelesaikan kontrak tepat waktu.

Lebih lanjut disampaikan bahwa untuk menandai keberhasilan pelaksanaan tugas, kesempatan ini sebagai wujud rasa syukur kehadirat yang Kuasa dimana sampai saat ini Tentara Nasional Indonesia telah mampu dan berhasil melaksanakan tugasnya dalam Operasi Militer Perang maupun Operasi Militer Selain Perang. Demikian pula telah tercatat dalam sejarah Indonesia bahwa TNI telah banyak berkiprah dalam menjaga kedaulatan RI serta pelaksanaan operasi penanggulangan bencana. Oleh karena itu kehadiran pesawat C-130 Hercules yang lebih modern setelah dilaksanakan retrofit diharapkan mampu menghadapi tantangan yang lebih kompleks dimasa yang akan datang.

Penyerahan pesawat ditandai dengan penandatanganan berita acara penyerahan pesawat oleh Ka Baranahan dan Mr. Larry D. Lamb dari ARINC, LCC USA. Penandatanganan disaksikan oleh Komandan Koharmatau Marsda TNI Sumarno, Kadisaeroau Marsma TNI Hasan Londang dan Kadiskomlekau Marsma M Yunus.



View the Original article

PT. Lundin (North Sea Boats) Introduces 63m FMPV Trimaran - Stealth Fast Missile Patrol Vessel

on Thursday, November 29, 2012

28 November 2012

Export version of the 63 meters FMPV Trimaran (photo : Navy Recognition)

The Fast Missile Patrol Vessel (FMPV) Trimaran was designed by North Sea Boats, an Indonesia based shipyard, with input from New Zealand and Swedish engineers as well as the Indonesian Navy. The vessel employs a modern “Wave Piercing” trimaran design and some "stealth" characteristics.

An export version of the 63 meters FMPV Trimaran is available. North Sea Boats partnered with SAAB for this version, as a consequence most weapons and sub-systems are provided by the Swedish Defence group as shown in the picture below which was displayed on SAAB booth during Indodefence 2012.

FMPV Trimaran in export configuration would come with:
» Saab RBS15 Mk3 anti-ship missiles
» BAE Systems Bofors 40Mk4 40mm main gun
» Saab Sea Giraffe LT radar
» Saab CEROS 200 radar and optronic tracking system
» Saab 9LV Combat management system

“Wave Piercing” trimaran design: This allows the vessel to cut-through waves rather than rise up and over them, and the increased beam provides inherent stability. This combination of features reduces both pitching and rolling, creating a stable weapons platform, and enabling the vessel to comfortably and safely maintain higher average speeds in adverse conditions.

The FMPV has “Stealth” design characteristics, and incorporate features that minimise detection by reducing Radar, Infra-Red, Acoustic and Magnetic signatures. Stealth properties are further improved as there are no reverse-angle bow overhangs to reflect radar signals, as seen on conventional hull forms. Weaponry, including missiles and naval guns, and the ships 11 m high-speed RHIB, are discreetly concealed or shaped to meld into the superstructure profile.

Construction is from strong and highly durable, lightweight composite carbon fibre sandwich, utilising vinylester modified epoxy resin and the vacuum resin infusion process. Thus ensuring improved fuel efficiency, and reduced operational, maintenance, and life cycle costs.


Missions :
» Patrol in international and territorial waters
» Patrol close to shores, in shallow waters
» Deployement of special forces
» Air and surface surveillance
» Intelligence gathering
» Disaster relief

Weapons
» 8x CASIC C-704 anti-ship missiles
» Chinese 6 barrelled gatling type gun

Sensors, Electronics
Electronic, CMS, Navigation Systems: Unknown type, Chinese origin
Communication Systems: Unknown type, Chinese origin
Engines/Propulsion/PowerEngine: 4x 1800 hp
Propulsion : MJP Waterjets

Specifications
Type : Fast Missile Patrol Vessel
Crew : 23 (+ 7 Special Forces)
Operators : Indonesian navy
Speeds:  sprint 30+ kts,  cruising : 22 kts
Range : 2000+ nm @ 16 kts
Endurance : n/a
Designer / Builder : PT. Lundin (North Sea Boats)
Displacement : n/a
Propulsion: MJP Waterjets
Dimensions
Length : 63 m
Beam : 16 m
Maximum Draft : 1.20 m



View the Original article

Produksi Pesawat C295 Dipindah ke Bandung

on

29 November 2012

Pesawat CN-295 TNI AU (photo : Joseph Tonna)

Bandung, (Antara) -- Seluruh aktivitas produksi pesawat transpor menengah C295 sedang dalam proses dipindahkan oleh Airbus Military dari Sevilla, Spanyol, ke PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung.

"Selain tingginya faktor kepercayaan Airbus Military kepada kami, ke depan mereka memang hanya akan memusatkan perhatian pada produksi pesawat transpor militer berbadan lebar A400M," kata IP Windu Nugroho, staf senior Divisi Komunikasi PTDI, di Bandung, Rabu.

Dalam proses pemindahan itu, PTDI kini sedang membangun pusat pengiriman (delivery center) untuk pesawat CN295, sebutan selanjutnya bagi C295 setelah produksi bersama dilaksanakan.

''Kegiatan ini salah satu bentuk perwujudan program revitalisasi di tubuh PTDI,'' kata Windu.

Proses pembangunan 'delivery center' disertai pula dengan proses pembangunan lini perakitan akhir (final assembly line) CN295. Pengerjaannya dibantu oleh tim ahli dari Airbus Military sebagai mitra bisnis. Delivery Center CN295 diharapkan selesai pada kuartal pertama 2013.

Setelah fasilitas itu siap, PTDI akan mampu mengirimkan pesawat hasil produksinya empat unit per tahun ke seluruh customernya, khususnya untuk pesawat ke tiga hingga ke tujuh pesanan TNI AU dari sembilan pesawat yang dipesannya, dengan dua sudah diserahkan ke TNI-AU bulan lalu.

Windu menjelaskan, Kementerian Pertahanan RI memutuskan pembelian sembilan CN295 pengganti pesawat-pesawat Fokker F-27 yang sudah dioperasikan TNI-AU sejak pertengahan 1970-an. Pengadaan CN295 untuk TNI-AU itu ditandatangani saat pameran kedirgantaraan Singapore Airshow, Februari 2012.

PTDI dan Airbus Military memiliki sejarah kerja sama panjang di berbagai bidang industri penerbangan sejak tahun 1976.

Dalam kurun waktu tersebut, PTDI telah memproduksi 102 unit NC212-200, 10 unit NC212- 400, 60 unit CN235 dalam berbagai varian dan misi, 200 unit CN235 sharing component untuk Airbus Military, 2 unit CN295, dan 88 unit C295 sharing component untuk Airbus Military.

Sebagai mitra, PTDI clan Airbus Military akan terus terlibat bersama dalam berbagai hal, diantaranya dalam pendistribusian teknologi dan pengetahuan seputar area manufaktur, manajemen proyek, teknologi informatika clan pengembangan komersil, yang tentunya akan menguntungkan ke dua belah pihak.

Terkait dengan proyek bersama itu, pesawat CN295 pertamakali diluncurkan oleh Airbus Military pada tahun 1996. Pesawat ini merupakan versi pengembangan dari CN235 yang sudah populer, dengan menawarkan kapasitas dan jangkauan lebih besar. Keduanya telah menjadi pesawat terlaris dalam segmen pasar masing-masing.

CN295 memiliki tingkat keandalan dan dukungan operasional tinggi seperti CN235, dan terbukti di medan pertempuran dan sukses dalam misi berkondisi panas, padang pasir, maritim serta kondisi dingin/es.

Pesawat ini dilengkapi "highly integrated avionics system (HIAS), sistem avionik terpadu modern berdasarkan Thales Topdeck Avionics.

Konsep arsitektur pesawat yang fleksibel dan penggunaan peralatan sipil/militer teknologi ganda memastikan kesuksesan misi taktis, potensi pertumbuhan untuk peralatan di masa depan, serta kesesuaian dengan lingkungan dirgantara sipil dewasa ini.

Ciri lain CN295 adalah avionik kokpit kaca pesawat terdiri dari empat matriks liquid crystal display berukuran besar (6x8 inci), kompatibel dengan kacamata malam hari. Sistem avioniknya terintegrasi dengan layar multifungsi untuk memperbaiki kesadaran situasional bagi pilot serta mengurangi beban kerja pilot dan meningkatkan efektivitas misi.

Pesawat ini juga memiliki alat perlindungan diri di lingkungan berbahaya seperti Irak dan Afghanistan, berupa pelindung kokpit, perangkat untuk mendeteksi radar (RWR), misil (MAWS) dan laser (LWS) serta memberitahukannya pada pilot, serta penglepas bunga api (flare dispenser).

CN295 juga mempunyai pilihan kapabilitas mengisi bahan bakar di tengah penerbangan. Pesawat CN295 memberikan tingkat multifungsi dan fleksibilitas yang luas, memenuhi kebutuhan kinerja dengan biaya rendah, dan lapangan udara yang kecil dan tidak beraspal, dengan layanan dukungan sepanjang usia pesawat.

CN295 pesawat segala misi, transportasi personel dan kargo hingga evakuasi, komunikasi dan logistik, ataupun kapabilitas air-dropping tersertifikasi. Semua ini dijalankan dengan waktu pengubahan konfigurasi tercepat, sehingga menurunkan risiko ketika beroperasi di lingkungan berbahaya. (*/sun)



View the Original article

KOSTRAD Latihan Bersama AD Singapura dalam SAFKAR INDOPURA 24/2012

on Sunday, November 25, 2012

24 November 2012

Indonesia dan Singapura sejak 1970 telah melakukan latihan bersama, dan sejak 1989 latihan antara AD Singapura dan Indonesia bertajuk Safkar Indopura dimulai (photo : Kostrad)

Dalam rangka Latma Safkar Indopura 24/2012, pada tanggal 21 Nopember 2012. Wakasad Letnan jenderal  TNI Budiman dan Wakasad Singapura Brigjen Tung Yui Fai membuka  kegiatan Latihan Tempur Bersama antara Angkatan Darat Indonesia dan Singapore Army Forces yang diadakan pada tanggal 21-28 Nopember 2012.
  
Kegiatan yang bertempat di Pusat Pendidikan Infanteri Cipatat ini dimulai pada tanggal 21 Nopember 2012 dan dibuka dengan opening ceremony yang dihadiri oleh para tentara Angkatan Darat Indonesia dan Singapore Army Forces. Pada hari yang sama pula, diselenggarakan displai alutsista dari Singapore Army Forces, Yonif 323 Raider Kostrad, Yonif 201 Mekanis, dan PT Pindad (Persero).

Adapun materi latihan pada Safkar Indopura ke-24 ini antara lain Latihan silang (Cross Training) dalam materi taktik dan menembak, Latihan taktis dengan pasukan Infanteri mekanis dalam OLI (FTX), dan Latihan Posko 1 (CPX) tingkat Brigif dan Batalyon (2 tingkat). Sedangkan pasukan dan personel pendukung yang dilibatkan dalam latihan bersama ini sejumlah 1.150 personel terdiri dari TNI AD 700 personel dan AD Singapura 450 personel.

Dalam displai alutsista, Pindad menampilkan panser Anoa dan Komodo, sedangkan Singapura menampilkan Terrex  (photo : bumn)

Kasad Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Wakasad Letjen TNI Budiman mengatakan, Latihan Bersama Safkar Indopura ini telah memasuki tahun ke-24, sehingga kedua negara sudah banyak belajar dan mengaplikasikan taktik dan teknik latihan bertempur sesuai pengalaman prajurit masing-masing.

Setelah mengunjungi stand pameran, rombongan Angkatan Darat RI dan Singapore Army Forces, melakukan uji kendaraan tempur. Kendaraan tempur yang digunakan adalah Panser Anoa milik TNI Angkatan Darat dan Terrex milik Singapore Army Forces. Mereka berkeliling mengitari komplek Pusdikif Cipatat.

Kegiatan ini diadakan selain untuk mengetahui kualitas peralatan tempur masing-masing negara, mengetahui strategi bertempur masing-masing negara, juga untuk memelihara hubungan baik antara Indonesia dan Singapura melalui bidang militer.



View the Original article

Latihan Gerakan Udara Menjadi Penutup Eksesais ELANG BRUNESIA 05/2012

on

24 November 2012

Telah lima kali AU Indonesia dan Brunei mengadakan latihan bersama bertajuk Elang Brunesia(all photos : Brunei Mindef)

RIMBA – Latihan Gerakan Udara bagi Eksesais Elang Brunesia 05/2012 yang telah dirancang selama 3 hari bermula pada 19 hingga 21 November 2012 diantara Tentera Udara Diraja Brunei (TUDB) dan Tentera Nasional Indonesia – Angkatan Udara (TNI-AU) telah berjaya dilangsungkan hari ini di Kawasan FFA, Padang Tembak Binturan, Penanjong Garison. Tujuan latihan ini adalah untuk meningkatkan kerjasama dan persefahaman diantara TUDB dan TNI-AU didalam melaksanakan latihan gerakan udara mencari dan menyelamat secara gabungan di kawasan latihan tersebut. Disamping itu juga, ianya akan dapat meningkatkan lagi tahap ‘Inter-Operability’ dan kesiapsiagaan diantara kedua tentera udara, terutama sekali dalam bidang profesionalisme keanggotaan, peralatan, prosedur dan dukungan logistik secara bergabung. Pesawat yang d gunakan semasa latihan tersebut adalah Bell 212 dari TUDB dan Super Puma dari TNI-AU.


Setelah latihan tersebut selesai dijalankan, Acara seterusnya ialah Upacara Penutup bagi Eksesais Latihan Bersama Elang Brunesia 05/2012 di Pangkalan Rimba TUDB. Tetamu Kehormat majlis ialah Brigadier Jeneral (U) Dato Seri Pahlawan Haji Jofri bin Haji Abdullah, Pemerintah TUDB dan Marsekal Muda TNI Bagus Puruhito, PANGKOOPSAU 1.


Upacara dimulakan dengan pemerikssan perbarisan oleh Tetamu Kehormat dan seterusnya memberikan ucapan serta dengan rasminya melancarkan penutup bagi Eksesais tersebut. Acara diteruskan dengan menanggalkan toha daripada kedua-dua pengendali latihan tentera udara oleh Tetamu Kehormat Majlis. Sebagai kenang-kenangan, Sesi bergambar ramai bersama semua anggota yang terlibat di dalam Eksesais bersama Tetamu Kehormat Majlis telah dijalankan setelah bacaan doa penutup oleh Guru Ugama TUDB.



View the Original article

Pakistan Berencana Membeli Pesawat Indonesia

on Saturday, November 24, 2012

23 November 2012

Pesawat CN-235 Pakistan yang dibeli dari Indonesia sebelumnya (photo : PAFwallpaer)

[ISLAMABAD] Pakistan berencana membeli pesawat buatan Indonesia yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (DI), Bandung. Namun rencana Pakistan itu belum diketahui kapan akan direalisasikan.

Rencana Pakistan itu disampaikan staf khsus presiden bidang ekonomi Firmansyah di Islamabad, Pakistan, Kamis (22/11). Menurutnya, masalah pembelian peswat itu menjadi satu topik pembicaraan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Presiden Pakistan Asif Ali Zardari.

 “Pertemuan semalam (Rabu malam, Red) membahas peningkatan kerjasama Indonesa dengan Pakistan di bidang pendidikan, ekonomi, persenjataan dan militer. Pakistan ingin membeli sejumlah pesawat untuk memperkuat militer mereka,” kata Firmansyah.

Ia menjelaskan belum dibicarakan detail mengenai jenis peswat yang dibeli dan berapa banyak. Pembicaraan juga belum menyentuh anggaran yang digunakan Pakistan untuk membeli pesawat tersebut. “Saya tidak mengerti jumlahnya. Tadi malam tidak sampai detail,” tuturnya.

Pada masa pemerintahan Presiden BJ Habibie, Pakistan pernah membeli pesawat buatan Indonesia yang diproduksi PT DI. Pesawat yang dibeli tipe CN 235 versi militer. [R-14]



View the Original article

PAL INDONESIA Mulai Produksi Kapal PKR-105 Januari 2013

on

23 November 2013

Kapal PKR Sigma-10514 yang akan diproduksi bersama oleh PT Pal dan DSNS (photo : Defense Studies)

JAKARTA: PT PAL Indonesia mulai membangun satu unit kapal Perusak Kawal Rudal 10514 hasil kerja sama dengan Damen Schelde Naval Shipbuilding, Belanda pada Januari tahun depan.

Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha PAL Indonesia Eko Prasetyanto mengatakan perseroan memiliki empat divisi usaha yakni Kapal Perang, Kapal Niaga, Perbaikan dan Perawatan, dan Rekayasa Umum.

Divisi Kapal Perang ini memproduksi kapal perang yang mendukung alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan salah satu kontrak yang akan dikerjakan ialah kontrak kapal PKR senilai 7 juta euro itu dengan menggandeng Damen, galangan kapal dari Belanda.

“Kami juga akan mulai kerjakan pada Januari 2013 yakni kapal perusak rudal kerja sama dengan Damen. Kontraknya kami berdua, nilai totalnya 7 juta euro,” katanya ditemui Bisnis, baru—baru ini.

Dia menjelaskan mekanisme pembuatan kapal yang akan memperkuat alutsista Indonesia itu terdiri dari enam modul. Dari jumlah itu, dua modul akan dikerjakan di Belanda, sedangkan empat modul akan dikerjakan di Surabaya.

“Nah setelah jadi modul—modulnya, dua dari Belanda, empat dari kita maka nanti akan digabung, disimulasikan,” katanya.

Kontrak berskema joint production antara PAL Indonesia dan Damen ditandatangani oleh Kepala Badan Sarana Pertahanan (Baranahan) Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Ediwan Prabowo dengan Direktur Damen Evert Van den Broek pada awal Juni lalu.

PAL Indonesia dulunya bernama Marine Establishment dan diresmikan oleh Pemerintah Belanda pada 1939. Beralih nama menjadi Kaigun SE 2124 saat pendudukan Jepang dan setelah Indonesia merdeka dinasionalisasi menjadi Penataran Angkatan Laut (PAL) hingga menjadi perseroan terbatas.
Adapun Damen Schelde adalah galangan kapal yang mendesain dan mengkonstruksi kapal angkatan laut dan kapal komersil.

Dibangun pada 1875 dan pada 2000 menjadi anggota Damen Shipyard Group. Grup ini terdiri dari lebih 30 galangan kapal besar. Grup ini membangun lebih dari 4.000 kapal komersil dan militer, saat ini didukung hampir 8.500 karyawan ahli dan omset tahunan hampir 1,5 miliar euro.

Menurut Eko Damen memutuskan mentranfer teknologi dalam konstruksi dan pembangunan Kapal PKR tersebut kepada PAL Indonesia.

Kerja sama tersebut, katanya, adalah awal yang baik dari industri pertahanan dalam negeri, khususnya bagi perseroan dalam mengembangkan kemandirian alat utama sistem senjata.

Selain itu, kerja sama itu juga sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam rencana induk revitalisasi industri pertahanan dalam rangka mendorong dan meningkatkan industri pertahanan dalam negeri.

Kapal PKR 10514 ini dilengkapi dengan mesin utama 2x diesel engine, 2x E Drive (CODOE). Diesel Generator 4x715 kw, dan 2x435 kw, dan Gear Box CODOE, heavy duty. Combat System, yaitu persenjataan antiserangan udara, antiserangan kapal selam, dan antiserangan kapal atas air.

Selain PKR itu, PAL Indonesia juga tengah membangun Kapal Cepat Rudal KCR-60 dan melakukan perbaikan atas Kapal Geomarine milik Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Di sisi lain pada Divisi Kapal Niaga, fokus pasar diarahkan pada internasional, pengembangan model industri pelayaran nasional, dan pelayaran perintis bagi penumpang dan barang (kargo). Kapasitas produksi per tahun saat ini mencapai tiga unit kapal dengan ukuran 50,000 DWT dan dua unit kapal dengan ukuran 20,000 DWT per tahun.



View the Original article

Indonesia has Requested Possible Purchased of 180 Block I Javelin Missile

on Friday, November 23, 2012

20 November 2012

Javelin block I portable anti tank missile (photo : Defense Update)

WASHINGTON – The Defense Security Cooperation Agency notified Congress November 15 of a possible Foreign Military Sale to the Government of Indonesia for 180 Block I Javelin Missiles and associated equipment, parts, training and logistical support for an estimated cost of $60 million.

The Government of Indonesia has requested a possible purchase of 180 Block I Javelin Missiles, 25 Command Launch Units (CLU), Missile Simulation Rounds (MSR), Battery Coolant Units (BCU), Enhanced Basic Skills Trainer, Weapon Effects Simulator, batteries, battery chargers, support equipment, spare and repair parts, personnel training and training equipment, publications and technical data, U.S. Government and contractor technical assistance and other related logistics support. The estimated cost is $60 million.

This proposed sale will contribute to the foreign policy and national security of the United States by helping to improve the security of a friendly country which has been, and continues to be, an important force for the political stability and economic progress in Southeast Asia.

The proposed sale provides Indonesia with assets vital to protect its sovereign territory and deter potential threats. The acquisition of the Javelin system is part of the Indonesia Army’s overall military modernization program. The proposed sale will foster continued cooperation between the U.S. and Indonesia, making Indonesia a more valuable regional partner in an important area of the world.

The proposed sale of the missiles and support will not alter the basic military balance in the region.

The principal contractors will be Raytheon/Lockheed Martin Javelin Joint Venture (JJV) in Tucson, Arizona and Orlando, Florida. There are no known offset agreements proposed in connection with this potential sale.

Implementation of this proposed sale will not require the assignment of any additional U.S. Government or contractor representatives to Indonesia.

There will be no adverse impact on U.S. defense readiness as a result of this proposed sale.

This notice of a potential sale is required by law and does not mean the sale has been concluded.



View the Original article

PT DI Serahkan Lagi Pesawat KT-1B Rakitan

on

22 November 2012

Pesawat latih KT-1B dalam skema warna Jupiter Aerobatic Team. PT DI menyerahkan lima pesawat selama tahun 2012 (photo : Reska KN)

Pesawat Latih TNI AU Bertambah

Yogyakarta (ANTARA News) - Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Yogyakarta, mendapat tambahan satu pesawat latih baru jenis KT-1B Wong Bee buatan Korea Selatan yang dirakit PT Dirgantara Indonesia, Bandung.

"Dengan penambahan pesawat tersebut diharapkan program pembinaan penerbang TNI AU dapat lebih baik," kata Komandan Pangkalan Udara Utama TNI AU Adisutjipto, Marsekal Pertama TNI Abdul Muis, di Yogyakarta, Rabu.

Dengan demikian, menurut dia, kebutuhan penerbang dapat terpenuhi secara ideal dan berlanjut. Hal ini juga merupakan upaya pimpinan TNI AU dalam penyediaan sumber daya manusia penerbang yang profesional dan andal dalam setiap pelaksanaan tugas.

"Di Sekolah Penerbang di sini, pesawat jenis itu dipakai sehari-hari untuk kegiatan latih lanjut dan digunakan Jupiter Aerobatic Team (JAT) karena keandalannya," katanya.

Ia mengatakan kedatangan pesawat itu merupakan realisasi pemesanan pemerintah Indonesia kepada pemerintah Korea Selatan dalam hal ini Korean Aerospace Industries.

"Kedatangan pesawat KT-1B itu merupakan tahap terakhir pada 2012. Pesawat itu diterbangkan Komandan Skuadron Pendidikan102, Letnan Kolonel Penerbang Dedy Susanto, dari perusahaan yang merakitnya PT Dirgantara Indonesia, Bandung," katanya.

Menurut dia, sejak 2003 Korsel mengekspor pesawat KT-1B, yang merupakan modifikasi KT-1, kepada TNI AU dan perakitannya dipercayakan kepada PT Dirgantara Indonesia.

Pesawat KT-1B merupakan pesawat kecil dengan baling-baling bermesin turbo, cukup lincah, dan bisa bermanuver dalam banyak formasi. Pesawat itu lebih besar dari pesawat Maserati.

"Korsel mengirimkan beberapa unit pesawat KT-1B ditambah komponennya ke Indonesia. Pada 2003 TNI AU telah mendapat tujuh pesawat, selanjutnya pada 2007 memperoleh lima pesawat, dan pada 2012 mendapatkan lima pesawat," katanya.



View the Original article

TNI AL Gelar Latihan Bersama Malindo Jaya 22AB/12 dengan TLDM

on Tuesday, November 20, 2012

19 November 2012

KRI Selangor 176 (photo : Armada Barat)

 Jakarta - TNI Angkatan Laut (TNI AL) menggelar latihan bersama (Latma) dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dengan sandi Latma Malindo Jaya 22AB/12.

Latma Malindo Jaya 22AB/12 adalah bentuk latihan bersama antara TNI Angkatan Laut  (TNI AL) dan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) dalam rangka peningkatan kerja sama dan hubungan bilateral kedua negara, khususnya dalam kemampuan operasi dan kesiapan unsur-unsur TNI AL dan TLDM untuk menghadapi ancaman di laut.

Latihan bersama ini dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme angkatan laut kedua negara, sekaligus juga digunakan sebagai tolak ukur kemampuan masing-masing Angkatan Laut terutama dalam bidang operasional dan penyesuaian terhadap perkembangan teknologi baik dalam bidang persenjataan maupun piranti lunak pendukung latihan. Selain itu sebagai salah satu upaya untuk menyamakan persepsi dan tidakan dalam penanganan tindak kejahatan di laut khususnya yang terjadi di wilayah perairan masing-masing negara di Selat Malaka.

KRI Clurit 641 (photo : Kaskus Militer)

Dalam latihan bersama antara TNI AL dan TLDM tersebut akan dilatihkan beberapa materi diantaranya kemampuan mengaplikasikan dan mengembangkan dokrin, taktik dan prosedur operasi laut bersama khususnya prosedur pemeriksaan (boarding party) serta komando pengendali dan kerja sama secara taknis antar unsur TNI AL dan TLDM.

TNI AL pada pelaksanaan Latma Malindo Jaya 22AB/12 ini melibatkan unsur dua KRI dari jajaran Koarmabar yakni KRI Lemadang-632 dan KRI Clurit-641 yang sehari-harinya kedua kapal perang tersebut berada dibawah pembinaan Sutuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmabar serta Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) Koarmabar. Sedangkan TLDM melibatkan dua kapal perang yakni KD Mahawangsa-1504 jenis kapal pendukung dan KD Selangor-176 jenis kapal patroli lepas pantai serta Pasukan Khas Laut (Paskal).
   
Latma Malindo Jaya 22AB/12 akan dilaksanakan mulai tanggal 19 sampai dengan 26 November 2012 di Jakarta, yang tahap pelaksanaannya dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap latihanan di pengkalan, tahap manuver laut dan tahap pengakhiran. Tahap pangkalan meliputi kegiatan serimonial yaitu upacara pembukaan, kunjungan kehormatan (courtesy call) dan resepsi, sedangkan kegiatan latihan melliputi pertukaran materi keangkatanlautan, paparan OCS, diskusi dan Table Top Game (TTG), latihan bersama antara Satuan Komando pasukan Katak (Satkopaska) TNI AL dengan Pasukan khas laut (Paskal) TLDM serta kegiatan olah raga bersama.



View the Original article

Indonesian Navy Ordered Six VITESSE Mark II Class FIB

on Monday, November 19, 2012

19 November 2012

The fast interceptor boat was designed with airventilated triple step hull, max speed 60 knots (all photos : Navy Recognition)

The VITESSE Mark II is a high speed military delta conic airventilated triple step hull interceptor type vessel made in Indonesia. It is a joint project between PT. Rizki Abadi and PT Royal Advanced Fiber (RAF boats). It was designed following a special request from Indonesian Special Forces for Anti-terror and interception missions.


As per Indonesian Navy requirement, the VITESSE Mark II can sustain speeds of 35 knots in 2 meter high waves. Following some tests, the Indonesian Navy Research & Technical department certified this vessel. Indonesian Navy ordered six VITESSE Mark II class interceptors with the first delivery expected to take place in 2013.



View the Original article

RI Singapura Kerjasama Perangkat Terrex RSTA

on Friday, November 16, 2012

15 November 2012

Kendaraan Terrex 8x8 versi RSTA (Reconnaissance, Surveillance and Target Acquisition) menggunakan perangkat elektro-optik MINI-T buatan STELOP (Singapore Technologies Electro-Optics), sedangkan sistem senjata Remote Weapon System memakai ADDER yang dibuat oleh ST Kinetics (photo : Defense Update)

Produksi dan pengembangan perangkat militer terus dilakukan Indonesia, baik secara mandiri maupun kerjasama. Ini diantaranya dilakukan dengan Singapura melalui PT Pindad (Persero) Bandungdan Singapore Technologies Kinetics Ltd (ST Kinetics) Singapura, mengembangkan kerjasama produksi perangkat pembidik dan perlindungan individu penembak untuk kendaraan lapis baja atau tank bernama Terrex RSTA.

Perangkat semacam Terrex RSTA adalah sistem pendukung yang dilengkapi perangkat elektronik, baik untuk mengintip maupun memperjelas sasaran serta situasi sekitar. Prajurit tak perlu keluar dari panser untuk menembak, cukup menembak dari dalam ruangan kendali kendaraan tempur lapis baja atau truk.

ADDER-Remote Weapon System buatan ST Kinetics Singapore, Berbagai senjata dapat dipasang termasuk 7.62mm Coaxial, CIS 50MG dan CIS 40AGL. (photo : ST Kinetics)

Ini membuat keamanan personel terlindungi dari risiko serangan musuhnya, dan penglihatan sasaran cukup dilihat dari tampilan layar monitor. Perangkat seperti yang dipasang pada sejumlah kendaraan tempur marinir Amerika.

Menurut seorang pimpinan ST Kinetics, Lim Miah Wee, didampingi Predir PT Inter Korana Inti Adi Sunaryo, selaku mitra, di sela-sela Pameran Industri Pertahanan Indodefence, di Jakarta, Kamis (8/11) lalu, rencananya perangkat Terrex RSTA tersebut akan dicoba dipasangkan pada panser buatan PT Pindad pekan ini. Ini sebagai optimalisasi sistem penembakan sekaligus pengamanan individual pada kendaraan lapis baja 6x6 Anoa, produksi PT Pindad.

Senjta yang digunakan Terrex RSTA memang pas ukurannya untuk melengkapi senapan mesin berat (SMB) kaliber 12,7 mm x 99 (.50 Browning) produksi PT Pindad yang mengikuti model ST Kinetics, yaitu CIS 50 MG. Panser 6x6 Anoa produksi PT Pindad tengah diuji apakah dapat dioptimalkan dengan dilengkapi perangkat Terrex RSTA tersebut.

Humas PT Pindad, Tuning Rudiyat yang dikonfirmasi, Minggu (11/11), belum memberikan keterangan.



View the Original article

Indodefence 2012 : Sodoran Baru dari Industri Pertahanan Nasional (1)

on Wednesday, November 14, 2012

11 November 2012

Kapal tanker/Bantu Cair Minyak 93 meter yang sedang dibikin di galangan DKB untuk TNI AL (photo : Defense Studies)

Membandingkan pameran Indodefence 2012 terhadap perhelatan yang sama dua tahun sebelumnya, terasa sekali bedanya, disamping jumlah pesertanya yang lebih banyak, pada business day terasa sekali stan-stan yang ada ramai dikunjugi kalangan bisnis dan militer dari dalam negeri maupun negara-negara tetangga.

Industri pertahanan nasional, baik BUMN (state owned) maupun swasta juga tampil lebih baik dari tahun lalu, banyak sodoran produk baru pada pameran kali ini, lebih khusus lagi adalah bagi industri pertahanan swasta Indonesiayang pada pameran kali ini banyak yang mengambil stan-stan besar.

Matra Darat

Kendaraan taktis dengan payload 2,5 ton yang akhirnya diberi nama Komodo oleh Presiden SBY (photo : Defense Studies)

Pindad selain mengusung panser kanon menampilkan juga kendaraan taktis 4x4 yang akhirnya diberi nama Komodo oleh Presiden, rencananya Komodo dibuat dalam beberapa varian yaitu : V1 untuk Intai, V2 untuk APC, V3 untuk Komando, V4 untuk angkut rudal Mistral dan V5 sebagai varian khusus. Kendaraan ini diharapkan dapat mengikuti jejak kesuksesan panser Anoa 6x6.

Acmat VLRA 4x4 truk taktis dengan payload 2,5 ton yang sekarang diageni oleh SSE (photo : Defense Studies)

SSE yang beberapa waktu lalu telah berhasil mengeksport produknya ke Srilanka, kali ini tampil agak berbeda, selain mengusung kendaraan taktis kelas ringan P2 dalam versi Commando (payload 1,0 ton) dan APC (payload 1,5 ton) dengan versi digital camo, kali ini juga memperluas lini usahanya dalam bidang pesawat tanpa awak IPCD dan menjadi agen untuk kendaraan truk Prancis Acmat VLRA

Kendaraan taktis 2,0 ton hasil kerja Working Group II ini masih terus diuji-coba dan belum mempunyai nama (photo : Defense Studies)

Pada pameran statis tampil juga prototipe kendaraan taktis 4x4 hasil kerja dari Working Group II, tampilan kendaraan ini telah mengalami face-lift dibanding prototipe sebelumnya. Dua kendaraan diturut-sertakan dalam pameran ini. Sekedar catatan, Panser Anoa 6x6 juga lahir melalui Working Group seperti ini, tepatnya adalah Working Group I.

Matra Laut

Strategic Sealift Vessel, kapal yang diajukan PT Pal untuk mengikuti tender di  Filipina (photo : Defense Studies)

PT. Pal menampilkan model-model kapal yang sedang diproduksi, terlihat model kapal PKR-105, KCR-60, dan Kapal Selam U-209 1400 Mod. Kapal Strategic Sealift Vessel, hasil modifikasi LPD yang tetap menggunakan heli deck dan well dock yang ditawarkan kepada pemerintah Filipina juga ditampilkan.

Haluan kapal PKR-105 yang  persenjataannya telah mengalami beberapa perubahan (photo : Defense Studies)

Model kapal PKR-105 yang dipamerkan adalah versi yang sedang dibangun untuk TNI AL, sedikit berbeda dengan model yang dibawa Damen Schelde 2 tahun lalu. Sebagaimana diketahui Kementerian Pertahanan dan DSNS akhirnya menyepakati hanya satu kapal fregat yang dibangun dengan pola kerja sama dengan PT. Pal. Jika dalam model sebelumnya adalah versi untuk peperangan bawah air (dilengkapi anti-submarine rocket) maka versi yang dibangun sekarang ini telah mengalami perubahan, kanon utamanya Oto Melara 76mm diganti tipe stealth cupola, CIWS Phalanx di bagian belakang diganti menjadi Oerlikon Millenium 35mm yang dipasang menggantikan posisi anti-submarine rocket. Oerlikon Millenium 35mm ini mempunyai amunisi jenis AHEAD (Advanced Hit Efficiency And Destruction), selain untuk melawan rudal yang mendekat juga dapat difungsikan sebagai air defense. Rudal permukaan ke udara tetap menggunakan MBDA Aster 15 dengan jangkauan 30km.

LCU 1.500 ton untuk TNI AD dari DKB (photo : Defense Studies)

PT. DKB menampilkan beberapa model kapal yang sedang dibangun termasuk kapal LST 117 meter pesanan TNI AL. Untuk pertama-kalinya model kapal tanker yang sedang dibangun untuk TNI AL juga ditampilkan, kapal ini mempunyai panjang 93 meter, lebih kecil dibandingkan KRI Arun 903 yang mempunyai panjang 140 meter. Meskipun LCU 1.000 ton pesanan TNI AD penyelesainnya mundur karena menunggu prioritas anggaran, namun konsep LCU selanjutnya dimunculkan oleh DKB, kali ini yang ditampilkan adalah LCU 1.500 ton.

Palindo Marine yang mendapatkan pesanan enam Kapal Cepat Rudal KCR-40 saat ini tengah mebuji coba KRI 643 Beladau dan saat ini unit ke-4 sedang dalam taraf pengerjaan, juga ditampilkan Combat Boat 58 (18 meter) dan PC-43 utuk Bakorkamla..

Fire Support Vessel X-18 FSV dari Lundin Industry Invest/North Sea Boats (photo : Defense Studies)

Lundin Industry Invest (North Sea Boats) yang namanya mendunia karena keberhasilannya membuat kapal cepat rudal KRI Klewang dengan telnologi stealth, selain menampilkan model kapal tersebut juga mengenalkan beberapa konsep baru dengan berbasis pada teknologi catamaran. Fire Support Vessel X-18 FSV merupakan kapal kecil 18 m berlambung catamaran yang mengusung kanon  90-105 mm. Dengan kecepatan 30 knot maka wahana ini dapat membantu pendaratan amfibi dengan memberikan bantuan tembakan ke pantai.

Fast PatrolBoat 60m dari PT Tesco Indomaritim (photo : Defense Studies)

Galangan Tesco Indomaritim banyak menampilan konsep Fast Patrol Boat (28, 43, hingga 60 meter). Untuk FPB-60 dalam rancangannya terdapat heli deck di bagian buritan.

LCU untuk mendaratkan MBT Leopard 2 (photo : Defense Studies)

Setelah sukses membuat LCU untuk mengangkut mobil peluncur roket RM-70 Grad milik Marinir kali ini Tesco juga menampilkan rancangan berupa LCU untuk membawa MBT Leopard, kelak Leopard dapat dibawa oleh LPD dan didaratkan dengan LCU ini.

(Defense Studies)


View the Original article