Tim Aerobatik TNI AU Pertama Kali Tampil di Luar Negeri

on Friday, June 29, 2012

29 Juni 2012

Tim Aerobatik Jupiter dengan pesawat KT-1 Wong Bee telah tiba di Bangkok (all photos : TAF)

BANGKOK, KOMPAS.com -- Tim Aerobatik Jupiter dari TNI AU untuk pertama kalinya akan tampil di arena kedirgantaraan di luar negeri. Mereka akan beraksi dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand, di Bangkok, 2 Juli 2012.

Tim telah tiba di Bandara Dong Muang, Bangkok, Selasa (26/6/2012). Rombongan yang berjumlah 65 orang tersebut berada di bawah Mission Commander Komandan Wingdik Terbang Kolonel Pnb M Khairil Lubis.

Tim Jupiter terdiri dari 12 instruktur penerbang TNI AU dari Pangkalan Udara Adisutjipto di bawah pimpinan Flight Leader Letkol Pnb Dedy Susanto. Tim didampingi Team Supervisor Kolonel Pnb Anang Nurhadi.


Personel pendukung Tim Jupiter adalah para teknisi pesawat KT-1B dari Skadik 102 dan Skatek 043 Lanud Adisutjipto.

Dalam perayaan 100 tahun penerbangan Thailand di Bangkok, Angkatan Udara Thailand (Royal Thai Air Force/RTAF) mengadakan kegiatan kedirgantaraan berupa Aerospace Exhibition, dengan pameran kedirgantaraan berupa static show dan air show.

Tim Aerobatik Jupiter adalah tim aerobatik luar negeri pertama yang diundang hadir dalam perayaan tersebut. Di sisi lain, kesempatan itu menjadi penampilan pertama kali Jupiter di luar negeri.



View the Original article

Pascajatuh, Seluruh Fokker 27 TNI AU Berhenti Operasi

on Saturday, June 23, 2012

22 Juni 2012

Fokker 27 TNI Angkatan Udara (photo : TNI AU)

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa kecelakaan pesawat Fokker 27 yang jatuh di Kompleks Rajawali, Halim Perdana Kusuma, Kamis (21/6/2012), membuat TNI Angkatan Udara berbenah. Lima pesawat Fokker 27 lain yang dimiliki TNI AU berhenti operasi demi keselamatan.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara, Marsekal Pertama Azman Yunus, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jumat (22/6/2012). "Latihan rutin yang memakai Fokker 27 dihentikan dulu sementara waktu. Kami akan lakukan investigasi internal dulu kenapa pesawat itu bisa jatuh," ucapnya.

Azman mengatakan, TNI AU memiliki enam pesawat Fokker 27. Satu di antaranya pada Kamis (21/6/2012) siang jatuh di pemukiman penduduk Komplek Rajawali. "Semua Fokker 27 saat ini diletakkan di homebase untuk sementara waktu," tutur Azman.

Lima unit Fokker tersisa itu akan diperiksa kelaikan mesinnya terlebih dulu untuk memastikan keamanan pesawat. Seluruh pesawat itu baru akan beroperasi setelah hasil investigasi keluar sekitar tiga bulan lagi. Azman memastikan latihan rutin bagi para calon penerbang dan penerbang Skuadron 2 tidak terlalu terganggu setelah ada kecelakaan itu. Pasalnya, jenis latihan bisa dilakukan dengan cara lain yakni simulator.

"Atau bisa juga dengan menggunakan pesawat jenis lainnya yakni CN 235," pungkas Azman.

Belum diketahui pasti apa penyebab pesawat latih itu jatuh di pemukiman warga. Korban tewas mencapai 11 orang, terdiri dari 7 anggota Skuadron 2 Landasan Udara Halim Perdana Kusuma TNI Angkatan Udara dan 4 warga sipil yang berada di dalam rumah yang tertimpa pesawat.


Baca Juga :

2 CN 295 Penganti Fokker Tiba Tahun Ini
22 Juni 2012

Rencananya satu CN295 tiba September, satu pesawat Desember 2012, sementara sisanya tahun 2014 (photo : Kompas)

Menhan: Fokker 27 Akan Diganti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan pesawat angkut ringan TNI AU jenis Fokker 27 dengan nomor ekor 2708 sebenarnya sudah akan diganti dengan pesawat lainnya. Terlebih lagi usianya yang sudah cukup tua.

“Di Kemhan sudah menandatangani kontrak dan sedang dikerjakan 10 pesawat CN 295,” katanya saat memberikan keterangan pers di kediaman Wakil Presiden, Boediono, Kamis (21/6).

Purnomo mengatakan dua pesawat pertama akan didatangkan pada tahun ini. Selanjutnya akan dikerjakan oleh PT Dirgantara Indonesia.

Penggantian ini bukan tanpa alasan. Sebab, pesawat tersebut masuk dan menjadi bagian dari kekuatan Skuadron 2 penerbang pada 9 Februari 1977. Artinya, pesawat tersebut sudah berusia 35 tahun.

Pesawat Fokker 27 buatan pabrik Fokker Netherland dengan engine 2 EA Rolls Royce Dart MK 536-7R itu memiliki rentang sayap 18 meter, panjang badan 15.154 meter, tinggi 6,31 meter, dan berat maksimum 7.450 kg. Pesawat ini mempunyai daya angkut 40 orang penumpang dan mampu menjelajah selama enam jam.



View the Original article

Opposition to Tank Sale to Indonesia Continues, Cabinet to Rethink

on

23 Juni 2012

Dutch Leoprad 2A6 MBT (photo : JW de Boer)

A large majority of MPs remain opposed to the planned sale of surplus Leopard tanks to Indonesia in a €200m deal, the NRC reports on Friday.

The cabinet will now discuss the issue again, after MPs said during a debate they are not convinced that Indonesian democracy and human rights have been 'vastly improved', as claimed by foreign minister Uri Rosenthal.

'I have not heard one human rights expert say that exporting weapons is responsible,' GroenLinks MP Arjen El-Fassed is quoted as saying.

Ministers agreed earlier to sell the tanks to the former Dutch colony and use the cash to buy unmanned aircraft. The deal would also strengthen the relationship between the two countries, ministers said earlier.

Even though a majority of MPs oppose the deal, the cabinet can still decide to go ahead, NRC correspondent Huib Modderkolk said.

'It would be unusual but the cabinet has a lot riding on the deal going through,' he said. 'The defence ministry has to make cuts and can use the €200m.'



View the Original article

Pengganti KRI Dewaruci Telah Dipesan di Spanyol

on Friday, June 22, 2012

20 Juni 2012

KRI Dewaruci (photo : Kaskus Militer)

Galangan Kapal Spanyol Garap Pengganti KRI Dewaruci

SURABAYA--MICOM: Markas Besar TNI Angkatan Laut memastikan telah memesan kapal layar tiang tinggi dari sebuah galangan kapal internasional di Spanyol, yang diproyeksikan sebagai pengganti kapal latih KRI Dewaruci.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Soeparno kepada wartawan di Surabaya, Selasa (19/6) mengemukakan, kapal layar tiang tinggi tersebut rencananya mulai diproduksi pada 2013 dan dijadwalkan selesai pada 2014.

"Sudah diputuskan akan diproduksi di Spanyol, tapi saya lupa nama galangan kapal tersebut," kata Soeparno usai memimpin upacara serah terima jabatan komandan Komando Pengembangan dan Pendidikan Angkatan Laut (Kobangdikal).

Menurut ia, pembelian kapal latih yang direncanakan sejak 2010 tersebut, telah disetujui Mabes TNI dan pemerintah dengan anggaran sekitar US$80 juta.

Kapal latih baru kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) itu merupakan salah satu program pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL, terutama untuk melatih calon-calon perwira masa depan.

"Yang jelas, kapal layar baru nanti ukurannya lebih besar dan desainnya lebih indah dari KRI Dewaruci, sehingga mampu menampung personel lebih banyak," ujar Laksamana Soeparno.

Seperti diketahui, TNI AL telah mengoperasikan kapal latih KRI Dewaruci sejak 1953. Kapal layar legendaris tersebut adalah buatan HC Stulchen & Sohn Hamburg, Jerman, pada 1952.

Kendati usianya sudah 60 tahun, KRI Dewaruci yang memiliki panjang 58,30 meter, lebar lambung 9,50 meter dan bobot mati 847 ton, telah dilengkapi dengan sistem navigasi canggih dan komputerisasi.

Kapal tipe "Barquentin" ini mempunyai tiga tiang utama dengan 16 layar dan dilengkapi mesin berkekuatan 986 PK diesel yang mampu melaju dengan kecepatan maksimal 10,5 knot.

Sejak 15 Januari 2012, KRI Dewaruci melakukan muhibah keliling dunia selama lebih kurang 277 hari dan dijadwalkan kembali ke Indonesia pada pertengahan Oktober 2012.

"Mungkin pelayaran keliling dunia ini menjadi yang terakhir kali dilakukan KRI Dewaruci. Kapal ini berangkat menuju arah timur dan kembali dari arah barat," kata KSAL Laksamana Soeparno.



View the Original article

KRI Nanggala Berhasil Tembakkan Torpedo SUT Kepala Latihan

on Tuesday, June 19, 2012

15 Juni 2012

Torpedo Kepala Latihan berhasil ditembakkan dari KRI Nenggala untuk mencari sasaran berupa umpan noise maker (all photos : Armatim)

KRI Nanggala-402 berhasil meluncurkan Torpedo SUT Kepala Latihan, dalam uji coba penembakkan di sekitar perairan Pulau Bawean Gresik, Kamis (14/06). Penembakan Torpedo oleh KRI Nanggala dilaksanakan pada dini hari sekitar pukul 04.00 Waktu Indonesia Barat (WIB), pada posisi 06 03 335 S – 112 38 18 T sebelah Selatan Pulau Bawean, dengan jarak kurang lebih 3 Nautical Mile menuju sasaran.

Target senjata pamungkas kapal selam itu merupakan sebuah simulator yang dapat menimbulkan suara menyerupai baling-baling kapal (Propeler) berupa Noise Maker. Torpedo Kepala Latihan, berhasil meluncur  dari KRI Nanggala hingga kurang lebih berjarak 1 Nautical Mile. Peluru Kendali (Rudal) bawah air itu melesat dari tabung Torpedo KRI Nanggala dengan kecepatan Medium 23 Knot, selanjutnya mencari tracking sasaran hingga beberapa saat kemudian Torpedo itu berhenti dan mengapung diatas permukaan air.


Sebuah kendaraan air cepat berupa Sea Rider milik Satuan Komando Pasukan Katak yang bertugas mengikuti jejak Torpedo tersebut langsung memburu isyarat lampu yang menandakan keberadaan senjata setelah berhasil ditembakkan. Satu tim Kopaska yang berada di Sea Rider mengikuti luncuran Torpedo Kepala Latihan itu hingga beberapa saat hingga berhenti dan mengapung diatas air.

Uji coba ini merupakan pertama kalinya setelah KRI Nanggala mengalami perbaikan total (Overhoul) selama kurang lebih dua tahun di Korea Selatan beberapa bulan yang lalu. Setelah Overhoul KRI Nanggala mengalami perbaikan dan moderenisasi beberapa sistim dan persenjataan, diantaranya adalah sistim kontrol penembakan (Fire Control) Combat Management Sistem (CMS) type Multi Sensor Integrited (MSI) 90U MK2, menggantikan CMS lama tipe Sinbads.


Tujuan uji coba ini dilaksanakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan kerja dan sinkronisasi antara sistem CMS MSI yang baru terpasang dengan senjata Torpedo SUT buatan Kongsberg Defence and Aerospace Norwegia tersebut. “Dengan berhasilnya penembakan Torpedo SUT kepala latihan ini menandakan bahwa sistem kendali senjata yang baru CMS MSI 90U MK2 yang terpasang di KRI Nanggala dapat bekerja secara optimal”, kata Dansatsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jefry Stanley Sangel. SH.

Selesai uji coba penembakan, Torpedo Kepala Latihan di evakuasi menggunakan dua buah perahu karet (PK) oleh tim Penyelam TNI AL dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim. Selanjutnya Torpedo SUT yang berhasil ditembakkan itu dinaikkan ke atas geladak KRI Soputan-923 untuk selanjutnya dibawa kembali ke gudang senjata TNI AL (ARSENAL) Batu Poron, Bangkalan, Madura.

Satuan Tugas (Satgas) penembakan Torpedo Kepala Latihan ini melibatkan beberapa unsur pedukung sebagai pengamanan area latihan yaitu KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Hiu-804, 2 Sea Rider, 2 (PK). Sedangkan personel yang terlibat adalah 1 tim Kopaska Koarmatim, Dislambair Koarmatim, Laboratorium Induk Elektronika (Labinlek) Mabesal, Arsenal serta Diskes Koarmatim.



View the Original article

Lapangan Terbang Grati Siap Dioperasikan TNI AL

on

18 Juni 2012

Grati, Pasuruan, Jawa Timur (image : GoogleMaps)

Sidoarjo, Jawa Barat (ANTARA News) - Khasanah kedirgantaraan nasional akan bertambah kaya dan lengkap. Sebentar lagi Lapangan Terbang Grati di Pasuruan, Jawa Timur, yang didedikasikan bagi pesawat latih kecil, siap dioperasikan TNI AL.

Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Soeparno, di sela-sela peringatan HUT ke-56 Pusat Penerbangan TNI AL, di Juanda, Sidoarjo, Senin, mengatakan, saat ini pembangunan lapangan terbang di Grati tersebut sudah memasuki tahap dua.

"Pada tahap empat pembangunan sudah bisa digunakan sebagai lapangan terbang latih TNI AL, lalu target kami pada 2014 sudah bisa digunakan meningkatkan kinerja para pasukan dalam menjalankan tugas menjaga keutuhan NKRI," katanya.

Pusat Penerbangan TNI AL semula bernama Dinas Penerbangan TNI AL, terdiri dari enam skuadron udara pesawat terbang bersayap tetap dan bersayap putar. Mereka juga punya sekolah penerbangan sendiri. Angkatan Laut Amerika Serikat, sebagai ilustrasi, memiliki instansi sejenis, yaitu Naval Aviation.

Selain membangun lapangan terbang di Grati, Pasuruan, pihaknya juga berencana membangun beberapa lapangan terbang lain di perbatasan negara untuk melakukan pemantauan di daerah terluar Indonesia.

"Untuk lapangan udara di wilayah terluar tersebut, kami akan melakukan koordinasi dengan bandara yang sudah ada. Karena bagaimanapun pembangunan bandara tersebut sangat diperlukan untuk melindungi NKRI," kata Soeparno.

Salah satu bandara operasional terjadual yang lokasinya paling dekat dengan garis perbatasan negara adalah Bandara Haliwen, di Kota Atambua, Kabupaten Belu, NTT. Jaraknya hanya sekitar 35 kilometer dari garis perbatasan dengan negara Timor Timur.

(Antara)

View the Original article

TNI AL Gandeng PT LEN Industri untuk Litbang Elektronika Pertahanan

on

19 Juni 2012

Kerja sama TNI AL dan PT LEN Industri dalam bidang penelitian dan pengembangan fokus pada Combat Management System, alat komunikasi militer, alat instruksi/alat penolong instruksi, serta peperangan elektronika (photo : Ristek)

TNI AL & PT LEN Industri (Persero) Adakan Kerja Sama


Guna mengembangkan kemampuan di bidang penelitian dan pembuatan rekayasa elektronika pertahanan di lingkungan TNI AL, TNI AL menggandeng PT LEN Industri (Persero) untuk bekerja sama saling menguntungkan. Kerja sama tersebut, Selasa (19/6), dilaksanakan dalam bentuk penandatanganan Piagam Kesepakatan Bersama (PKB)  yang dilakukan oleh kedua belah pihak, bertempat  di Gedung Utama,  Markas Besar Angkatan Laut (Mabesal), Cilangkap, Jakarta Timur. 

Sebagai pihak pertama, PT LEN Industri (Persero) diwakili oleh Wahyuddin Bagenda selaku Direktur Utama (Dirut), sedangkan TNI AL sebagai pihak kedua diwakili oleh Asisten Perencanaan dan Anggaran Kepala Staf Angkatan Laut (Asrena Kasal) Laksamana Muda TNI Ade Supandi, S.E.

Kerja sama antara kedua instansi tersebut antara lain melingkupi, kerja sama dalam bidang penelitian, pengembangan Combat Management System, alat komunikasi militer, alat instruksi/alat penolong instruksi, serta peperangan elektronika (pernika). Selain itu dalam bidang peningkatan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang rekayasa elektronika pertahanan juga menjadi hal pokok pada kerja sama tersebut.

Menurut Asrena Kasal, kerja sama ini merupakan upaya untuk mensinergikan sumber daya yang dimiliki TNI AL dengan PT LEN Industri (Persero), sekaligus dalam rangka mendayagunakan kemampuan industri dalam negeri guna mendukung kemandirian pemenuhan kebutuhan Alutsista TNI AL dan penguasaan teknologi elektronika pertahanan.

Kerja sama antara  TNI AL dengan Industri dalam negeri PT LEN Industri (Persero) ini akan berjalan hingga lima tahun kedepan terhitung sejak 19 Juni 2012, diharapkan dengan adanya kerja sama tersebut dapat mensejajarkan industri pertahanan dalam negeri dengan industri pertahanan di dunia internasional, dan menumbuhkan kemandirian Indonesia akan pemenuhan kebutuhan Alutsista. “Saya harap seluruh pihak akan segera menindaklanjuti kesepakatan ini dengan penuh rasa tanggung jawab, sesuai dengan peran, fungsi, dan tugas masing-masing,” kata Asrena Kasal Laksda TNI Ade Supandi, S.E.

Dalam kesempatan yang sama, Dirut PT LEN INDUSTRI Wahyuddin Bagenda, berharap, kerja sama ini dapat terlaksana dengan baik, dan implementasinya dilapangan dapat diwujudkan secara nyata, tandasnya.

Turut hadir dalam acara penandatanganan kesepakatan antara lain: Wakil Asisten Perencanaan dan Anggaran (Waasrena) Kasal Laksamana Pertama TNI Desi Albert Mamahit, M.Sc., para pejabat teras di lingkungan Mabesal Jakarta, para pejabat teras PT LEN Industri (Persero), serta para tamu undangan dan pejabat terkait lainnya.

(TNI-AL)

View the Original article

PT DI Mendapatkan Kontrak Pembuatan Target Data Receiver Sistem Senjata Grom TNI AD

on Friday, June 15, 2012


14 Juni 2012
 
Sistem senjata Grom milik TNI AD (photo : Kaskus Militer)

Penanda tanganan kontrak rancang bangun TDR (Target Data Receiver) bersama PT DI bertempat di Sdirbinlitbang Pussenarhanud pada tanggal 13 Juni 2012 di tanda tangani oleh Dirbinlitbang Pussenarhanud Kol Arh Dedi Sholihin sebagai wakil dari Pussenarhanud dengan Direktur Teknik dan Pengembangan PT DI, Dita Ardonni Jafri, target akhir TA 2012 sudah tergelar TDR (Target Data Receiver) yang akan digabungkan dengan Mer 23 mm Zur composit Rudal Grom. TDR ini akan membantu dalam pendeteksi pesawat musuh dan data tersebut akan dikirimkan ke Satuan Tembak (Satbak).

Pengendalian tempur oleh Battery Command and Control Vehicle (BCCV) terhadap pucuk-pucuk Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom menggunakan kabel sepanjang 200 m, sehingga hal ini mempengaruhi daerah gelar dalam rangka melaksanakan pertahanan udara terhadap obyek yang dilindungi. Apabila pengendalian tempur dalam bentuk koneksi data dan komunikasi tersebut tidak menggunakan kabel (wireless), maka selain diperoleh penggelaran meriam yang lebih luas, juga dapat berperannya setiap pucuk Meriam  23 mm/Zur hybrid Rudal Grom sebagai Satbak. Dengan demikian, konfigurasi Detasemen dapat dikembangkan menjadi 1 Radar, 2 BCCV, 4 Satbak Meriam 23 mm/Zur hybrid Rudal Grom dan 4 Satbak Rudal Poprad. Konfigurasi seperti ini diharapkan akan memperluas daerah pertahanan udara (coverage area) dan secara taktis, diperoleh kepadatan penyerangan sasaran sehingga efektivitas pertahanan udara semakin optimal.

 Berawal dari pemikiran tersebut diatas, maka pada TA 2010, Pussenarhanud Kodiklat TNI AD telah melaksanakan program Litbang yaitu Rancang Bangun Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom. Pada pelaksanaan program Litbang TA 2010, telah diperoleh tujuan dan sasaran yang diinginkan yaitu terwujudnya suatu peralatan TDR untuk pengendalian tempur meriam 23 mm/Zur, yang bertindak sebagai satuan tembak. Dari hasil evaluasi program, diperoleh beberapa hal perlu pengembangan program lebih lanjut demi kesinambungannya program Litbanghan. Hal-hal yang perlu dikembangkan dari pencapaian program Litbanghan TA 2010 antara lain perubahan bentuk dan ukuran serta kemampuan laptop sehingga lebih mudah dalam penggunaannya di lapangan. Selain itu karakteristik dan kemampuan radio perlu ditingkatkan untuk menjangkau jarak penyaluran data sasaran. Pengembangan komponen laptop dan radio pada proposal kegiatan program ini selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan unit TDR, juga mempertimbangkan kesesuaian operasional unit TDR ini di lapangan.


Untuk menjamin berkelanjutannya program Litbanghan Pussenarhanud, maka perlu diajukan program Litbang untuk mengembangkan program Rancang Bangun Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom sebagai program pengembangan untuk program kerja dan anggaran TA 2012. Melalui pengembangan sistem dan metode, diharapkan kesinambungan program Litbang ini dapat menjadi salah satu langkah untuk meningkatkan kemampuan Alut Sista Rudal Grom.

Laptop yang ada pada TDR Sista Rudal Grom hasil program Litbang TA 2010 walaupun memiliki kriteria semi rugged laptop, namun masih kurang portable, sehingga akan menyulitkan awak meriam untuk mengoperasikannya di lapangan. Pengembangan ukuran dan jenis laptop yang lebih bersifat portable dan memiliki GPS built-in, selain akan memudahkan operasional awak meriam, juga akan meningkatkan efisiensi penggelarannya.

Radio yang ada pada TDR Sista Rudal Grom hasil program Litbang TA 2010 merupakan radio komersial sehingga tidak memiliki kemampuan anti jamming terhadap gangguan transmisi data pada saat operasional. Pengembangan kriteria radio menjadi milspec radio dan berjenis manpack selain akan memudahkan operasional awak meriam dan meningkatkan kemampuan jarak jangkau transmisi data sasaran, juga akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggelarannya.

Melalui pengembangan sistem dan peralatan pada model TDR, akan diperoleh model Target Data Receiver (TDR) Sista Rudal Grom yang memiliki kemampuan dan kesesuaian operasional yang tinggi. Dengan diperolehnya TDR yang handal, pucuk meriam 23 mm/Zur pada Sista Rudal Grom dapat berperan sebagai satuan tembak sehingga dapat digelar secara lebih fleksibel dengan jarak lebih jauh, dapat memperluas coverage area, serta secara taktis akan diperoleh kemungkinan menembak seawal mungkin demi terwujudnya efektivitas pertahanan udara.



View the Original article

Kelvin Hughes Selected for Indonesian Coastal Surveillance

on Wednesday, June 13, 2012

13 Juni 2012

Kelvin Hughes SharpEye radar (photo : Kelvin Hughes)


Coastal Surveillance Solution for Indonesian Islands

Kelvin Hughes Surveillance business have deployed two land-based radar coastal surveillance systems in Indonesia to monitor the waters around Tual a city in Maluku province located in Kei Islands, and Merauke a town considered to be one of the easternmost towns in Indonesia, located in Merauke Regency, Papua province, next to the Maro River.

The project will be delivered in partnership with PT. Warga Kusuma Jaya, and is part of a wider programme by the Government of Indonesia to implement a shore-based coastal surveillance system throughout the region.

The Indonesian island region is very demanding on radar design and is typically a heavy rain environment.

Kelvin Hughes’ Surveillance was engaged by PT. Warga Kusuma Jaya due to the ability of its high-grade SharpEye™ solid state radar sensor, which outperforms other sensor technologies, especially in bad weather and sea clutter conditions.

The coastal surveillance solution includes the supply of the SBS-800-51 system a S-Band solid-state SharpEye™ radar transceiver and antenna, as well as the installation of the systems on radar masts on each island.

The SBS radar systems are fully remote controlled, designed for continuous operation and achieve extremely high range accuracy and target discrimination in range and azimuth.

A further differentiator of the SBS solid state radar solution is its full weather adaptability – the SharpEye™ system adapts automatically to changes in the weather and environmental conditions without the need for any operator intervention.

As part of the agreement, Kelvin Hughes will also provide performance training sessions to the integration company at both its headquarters in Essex, as well as locally in Indonesia.

Robert Kleist, business development director of coastal surveillance at Kelvin Hughes, said: “With over 60 Kelvin Hughes SharpEye™ solid state sensors installed in Coastal Surveillance and VTS applications worldwide, the solution has now become the new standard in coastal surveillance technology”.

“The Indonesian region is typically a heavy rain environment. Target discrimination and detection is therefore very difficult in heavy rain and high-sea state conditions or clutter”.

“SharpEye™ through its unique pulse sequences and Doppler processing is able to manage and reject the clutter leaving a clear radar picture, which meets the surveillance demands and provides full situational awareness for the Indonesian coastal authorities”.



View the Original article

Anggota DPR Mengkritisi Kontrak Kapal PKR 10514

on

13 Juni 2012


Kapal PKR-10514 rancangan Damen Schelde (image : Damen Schelde)

Kontrak di Kemenhan Perlu Ditinjau Ulang

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus (TB) Hasanudin mengungkapkan, kontrak Kemenhan dengan Director Naval Sale of Damen Schelde Naval Shipbuilding Evert Van Den Broek tentang pengadaan kapal perusak kawal rudal (PKR-10514), telah dilaksanakan pada tanggal 5 Juni 2012, namun dengan rincian detail kontrak yang banyak dipertanyakan. 

Kontrak yang dimaksud antara lain; Kapal PKR 10514 ternyata, akan dibangun di galangan kapal Belanda DAMEN dan bukan di PT PAL seperti yang telah direncanakan semula

"Dari nilai kontrak sebesar US$ 220 juta dollar (untuk harga sebuah PKR), Indonesia (PT PAL) hanya mendapat pekerjaan sebesar US$ 7 juta dollar saja (kurang dari 3 persen). Indonesia juga masih harus membayar biaya transfer of technology (TOT) sebesar US$ 1,5 juta dollar lagi," ungkap Tubagus, Rabu (13/6/2012).

Kapal PKR dan spesifikasinya rancangan Orrizonte Sistem Navali (image : PAL/Defense Studies)


"Kemudian, Combat System yang meliputi radar yang semula 3D (3 dimensi) menjadi 2D (2 dimensi) saja (standar sipil). Sementara Alutsista yang terpasang tidak lengkap. Tanpa peluru kendali, dan lainnya."

"Peralatan radio tidak menggunakan teknologi standar militer," tegasnya.

Dalam hal yang sama, kata Tubagus lagi, TNI AL ternyata juga telah ditawari kapal sejenis dari Itali , yang lebih lengkap , lebih murah dan memiliki nilai tambah terhadap kemajuan industri pertahanan dalam negri, khususnya PT PAL.

Misalnya, Orrizonte Sistem Navali (OSN) dari Italia yang juga telah mengajukan proposal lebih baik kepada TNI AL.



"Antara lain, OSN sanggup membangun seratus persen pembuatan PKR 10514 di Indonesia, bekerjasama dengan PT. PAL dengan local content minimal 30 persen dan siap melibatkan PT DI, Pindad dan Karakatau steel," katanya.

"Harga per unit,  katanya sudah termasuk ToT dan lain-lain. Jadi, tak perlu ada biaya tambahan, dan kapal pertama akan selesai dalam 34 bulan." katanya lagi.

Kapal PKR juga akan dilengkapi dengan persenjataan yang lebih lengkap dan modern, antara lain: Surface to surface missile,Torpedo Launcher System,Radar 3D, serta Sonar.

"Oleh karena itu, dalam masalah ini DPR akan mempertanyakan kontrak tersebut pada kesempatan pertama," ujar Tubagus Hasanuddin.



View the Original article

TNI AL Tambah Tiga Heli Bell 412EP

on

13 Juni 2012

Helikopter Bell 412 TNI AL (photo : Kaskus Militer)

Tiga Heli Bell Perkuat Puspenerbal

SIDOARJO, KOMPAS.com - Tiga helikopter jenis Bell-412 EP memperkuat jajaran Pusat Penerbangan Angkatan Laut, Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (13/6/2012). Helikopter ini akan difungsikan sebagai angkutan taktis dan dukungan logistik cepat.

"Helikopter ini akan memperkuat Skuadron 400 Wing Udara 1 dan Wing Udara 2," kata Komandan Puspenerbal, Laksamana Utama TNI Sugianto. Tiga helikopter tersebut diproduksi oleh Textron Kanada dan disempurnakan oleh PT Dirgantara.

Ketiga helikopter ini, kata Sugianto, memiliki kelebihan, yaitu antara lain sistem pilot otomatis. "Fitur ini penting karena terbang di atas laut lebih sulit," kata Sugianto.


Baca Juga :

Lanudal Juanda Tambah Tiga Heli
12 Juni 2012

SURYA Online, SURABAYA - Tiga Helikopter Bell 412 akan memperkuat jajaran TNI AL. Helikopter ditempatkan di Skuadron 400 Puspenerbal Juanda. "Tiga unit Helikopter ini akan datang besok siang di Shelter Suadron 400," jelas Kasi Renbang Puspenerbal Mayor Martin Daw, Senin (11/6/2012).

Menurutnya, helikopter itu merupakan helikopter pengangkut untuk pendaratan pasukan. Helikopter ini memiliki kemampuan angkut 10-15 personel serta mampu mengangkut beban sekitar tiga ton.

Meski berfungsi sebagai helikopter angkut militer, alutsista ini dapat dipersenjatai dengan senapan mesin untuk mendukung kegiatan operasi militer.

Helikopter ini juga merupakan helikopter generasi terakhir yang masuk jajaran Skuadron 400 Puspenerbal. Masuknya capung besi Bell 412 ini melengkapi jajaran pesawat udara di Puspenerbal menjadi 62 unit.

(Surya)

View the Original article

KRI Nanggala akan Uji Coba Penembakan Torpedo

on Tuesday, June 12, 2012

11 Juni 2012

KRI Nanggala 402 setelah menjalani upgrade di DSME Korea Selatan (photo : Kaskus Militer)

Satsel Koarmatim Akan Menggelar Uji Coba Senjata Strategis

Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmatim akan menggelar Uji Coba (Ucob) senjata startegis di sekitar perairan Laut Jawa dalam waktu dekat. Rencana tersebut kini dimatangkan pembahasanya  dalam Tactical Floor Game (TFG) bertempat di ruang rapat Satsel Koararmatim Ujung Surabaya, Senin (11/06).

Dalam rapat pematangan rencana itu dipimpin langsung oleh Komandan Satsel Koarmatim Kolonel Laut (P) Jefry Staley Sangel. SH., dengan dihadiri oleh Komandan KRI Nanggala-402 Letkol Laut (P) Purwanto, KRI Hiu-804 Letkol Laut (P) Bagus. H, Komandan KRI Soputan-921 Mayor Laut (P) Herby serta para tim pendukung yang terlibat dalam kegiatan itu.

Uji coba persenjataan strategis berupa Torpedo SUT DM264 Mod 0 rencananya akan dilaksanakan oleh KRI Nanggala yang baru selesai melaksanakan perbaikan total (Overhaul) di Korea Selatan beberapa bulan yang lalu. Senjata Torpedo yang akan ditembakkan merupakan jenis kepala latihan.

Combat Management System MSI-90U MK2 buatan Kongberg Norwegia (photo : Armatim)


Dalam uji coba penembakan itu bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan integrasi antara Combat Management System (CMS) type Multi Sensor Integrited (MSI) 90U MK2 dengan Torpedo SUT DM264 Mod 0 buatan Kongsberg Defence and Aerospace Norwegia. Yang mana sistem CMS MSI tersebut merupakan pengganti sistem lama yaitu CMS jenis Sinbads. Penembakan ini sekaligus untuk menguji alat pengganti terebut apakah dapat berfungsi  sesuai dengan yang diharapkan.

Unsur yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Penembakan Torpedo SUT Kepala Latihan tahun 2012, terdiri dari KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI Hiu-804, KRI Soputan-921, 2 Sea Rder, 2 Perahu Karet (PK), 1 Tim Komando Pasukan Katak (Kopaska) Koarmatim, 1 Tim Penelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmatim, Laboratorium Induk Elektronika (Labinlek) Mabesal dan Arsenal serta Diskes koarmatim.



View the Original article

Paramount Group Jajaki Kerjasama dengan PT Pindad dan PT DI

on Monday, June 11, 2012

09 Juni 2012

Paramount Group dan PT. Dirgantara Indonesia telah sepakat untuk melakukan rancang bangun dan produksi bersama pesawat tanpa awak (UAV)  yang diperlukan untuk pengintaian wilayah perbatasan. Pengembangan UAV sedang marak di Afrika Selatan, perusahaan lain yang juga mengembangkan UAV untuk keperluan militer adalah ATE dan Denel (photo : ATE)

Afrika Selatan Terus Jajagi Kerjasama Industri Strategis Dengan Indonesia

Untuk kedua kalinya misi usaha Afrika Selatan yang bergerak dibidang industri berteknologi tinggi melakukan kunjungan ke Bandung pada tanggal 5-6 Juni 2012 guna menjajagi kerjasama teknologi dan industri strategis dengan Indonesia dibidang kemiliteran dan kedirgantaraan (misi sebelumnya dilakukan oleh perusahaan Denel corp ditahun 2011).

Misi usaha ini memiliki arti penting serta memberikan bobot tersendiri untuk kemajuan kerjasama RI - Afrika Selatan dibidang Iptek.

Paramount Group adalah salah satu perusahaan industri alusista termaju di kawasan Afrika yang cukup dikenal karena memiliki keunggulan teknologi dibidang pertahan dan kedirgantaraan. Dalam kunjungannya ke Bandung, Paramount Group telah mengadakan pertemuan dengan PT. Pindad dan PT. Dirgantara untuk menjajagi pembentukan kerjasama industri strategis.

Dari pertemuan dengan PT. Pindad, telah dicapai keinginan bersama dari kedua pihak untuk melakukan kerjasama dalam pembentukan joint production dan pengembangan produk peralatan kendaraan militer anti teroris.

Paramount dan PT. Pindad telah ada keinginan bersama untuk melakukan kerjasama dalam pengembangan dan joint production kendaraan militer anti teroris. (photo : Paramount)

Dalam hal ini, pihak paramount bersedia untuk memberikan bantuan teknik berupa peralatan dan tenaga ahli, sekaligus pendanaan produksi. Sementara pertemuannya dengan PT. Dirgantara Indonesia, telah dihasilkan suatu kegiatan bersama kedua pihak untuk melakukan rancang bangun produksi bersama unmanned aerial vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak yang di perlukan untuk pengintaian wilayah perbatasan. Jika berhasil, produk UAV nantinya akan dipasarkan untuk kawasan asia tenggara dimana Indonesia menjadi basis produksi dan pemasaran di kawasan.

Paramount juga menyepakati untuk kerjasama memberikan jasa maintenance bagi semua produk industri strategis yang dihasilkan dari kedua perusahaan Indonesiatersebut.

Dapat ditambahkan bahwa pertemuan di PT. Pindad Bandung delegasi Paramount Group yang dipimpin oleh Mr. Jhon Craig (Director of Enginerring Development) telah diterima oleh DR. Ade Bagja (Kabid senjata PT. Pindad) yang didampingi oleh sejumlah pejabat PT. Pindad terkait, sementara itu pada waktu pertemuan di PT. Dirgantara Indonesia, delegasi tersebut diterima oleh saudara Ditta Andoni Jafri (Direktur Pengembangan Produksi) yang juga didampingi pejabat PT Dirgantara terkait, dan dari unsur kemlu ikut mendampingi adalah pejabat dari Dit Afrika, dan pejabat fungsi ekonomi KBRI Pretoria.

Menurut rencana delegasi Paramounttersebut a.l juga akan melakukan pertemuan di kementrian perdagangan, kementrian industri, istansi keamanan dan pertahanan serta kunjungan kehormatan di Kemlu RI, dan kembali ke Afsel tanggal 12 Juni 2012.

(Kemlu)

View the Original article

Marinir AS dan Indonesia Selenggarakan Latihan CARAT 2012

on Thursday, June 7, 2012

06 Juni 2012

Latihan CARAT 2012 di pantai Banongan, Situbondo, Jawa Timur (all photos : Antara, US Pacific Fleet)


Marinir AS-Indonesia "Serbu" Banongan Hanya 45 Menit

Banongan, Situbondo - Lebih dari seribu prajurit Korps Marinir Indonesia dan Marinir Amerika Serikat mampu "menyerbu" Pantai Banongan, Situbondo, Selasa siang, untuk melumpuhkan "musuh" yang "menduduki" pantai hanya dalam waktu 45 menit.

Wartawan ANTARA di Banongan melaporkan, penyerbuan empat titik lokasi "musuh" itu merupakan bagian dari Latihan Bersama antara TNI Angkatan Laut dengan Angkatan Laut AS dari jajaran "US Pacific Command" (USPaCom) yang bersandi "Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2012".

Dalam latihan yang disaksikan Komandan Gugus 73.1 Rear Admiral atau R.Adm (Laksamana Muda) Tom Carney dan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono, itu diawali dengan tembakan meriam ke arah pantai yang dilakukan kapal perang AS pada pukul 10.25 WIB.



Setelah dentuman meriam yang cukup mengagetkan itu, 13 tank serbu amfibi atau amphibious assault vechicle (AAV) milik Angkatan Laut Amerika Serikat yang keluar dari "mulut" kapal USS Germantown LSD-42 tampak melakukan pendaratan.

Sementara itu, empat panser BTR-50 milik TNI AL yang keluar dari "mulut" KRI Banda Aceh - 593 pun mendarat dan bergerak di sektor kanan, sedangkan tank amfibi AS bergerak ke sektor kiri dengan mengeluarkan asap untuk penyamaran.

Ratusan prajurit yang keluar dari tank panser langsung turun dan bersembunyi di balik rerumputan dan pepohonan kelapa untuk menyerang titik sasaran 1 dan 2, sedangkan ratusan prajurit Marinir AS menyerbu titik sasaran 3 dan 4.


Penyerbuan titik sasaran itu dilakukan secara kerja sama antara prajurit Marinir AS dan Indonesia, karena keempat sasaran itu diserbu dengan saling membantu "musuh" mampu diusir pada pukul 11.10 WIB.

"Operasi amfibi adalah oeprasi yang paling sulit di dunia, karena operasi itu membutuhkan koordinasi yang baik antara pasukan di darat dan di laut," kata Komandan Gugus 73.1 Rear Admiral atau R.Adm (Laksamana Muda) Tom Carney, didampingi Komandan Satgas CARAT 2012 dari AS, Capt David A Welch.



Oleh karena itu, ia mengaku sangat beruntung dapat melakukan latihan bersama dengan TNI AL dalam CARAT 2012, karena latihan semacam ini sangat dibutuhkan. "Yang jelas, ke depan, kami akan meningkatkan kerja sama," katanya.

Senada dengan itu, Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono juga mengaku senang dapat melakukan latihan bersama, karena latihan bersama itu dapat menjadi ajang tukar pengalaman, apalagi Amerika merupakan negara maju yang memiliki teknologi modern.



"Bagi kami, latihan itu sendiri dapat meningkatkan ketrampilan anggota," katanya, didampingi Danpasmar-1 Brigjen TNI Mar Tommy Natanegara dan Komandan Satgas CARAT 2012 dari Indonesia, Kol Laut (P) Rahmat Eko Rahardjo.

Latihan bersama yang berlangsung sejak 30 Mei hingga 7 Juni itu juga diwarnai dengan kolaborasi musik pentas antara Koprs Marinir Indonesia dan AS pada sejumlah SMA di Surabaya, bakti sosial kepada masyarakat Bangkalan, Madura, serta pra-latihan.(*)


View the Original article