TNI AD dan Kemhan Ajukan Tambahan Rp 6 Triliun untuk Pembelian Apache

on Sunday, June 30, 2013

29 Juni 2013


Helikopter serang AH-64D Apache (photo : military-wallpaper)

TNI AD Ajukan Rp6 Triliun Beli Helikopter Serang dari AS

Solopos.com, SEMARANG – Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan Mabes TNI AD telah mengajukan tambahan anggaran khusus senilai Rp6 triliun untuk pembelian sejumlah helikopter serang Apache dari Amerika Serikat beserta persenjataannya.

”Pemerintah Amerika Serikat sudah menyetujui pembelian helikopter Apache. Sekarang sedang proses negosiasi harga,” ungkap di Semarang, Sabtu (29/6/2013).

Sebab harga satu unit helikopter Apache sangat mahal yakni senilai US$40 juta atau sekitar Rp388 miliar. ”Saat ini tim khusus dari Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI AD, sedang melobi pemerintah Amerika Serikat mengenai harga helikopter Apache,” imbuhnya.

Keberadaan skadron Apache itu, kata Menhan, untuk melengkapi kekuatan militer Indonesia dalam menjaga kedaulatan negara.


”Selain TNI AD, TNI Angkatan Laut juga menyiapkan helikopter antikapal selam dan membuat armada perusak kawal rudal,” ujarnya.

(Solopos)

View the Original article

Paskhas Gelar Latihan "Trisula Perkasa 2013"

on Friday, June 28, 2013

27 Juni 2013

Kegiatan Latihan Trisula Perkasa 2013 (all photos : Korpaskhas)

Prajurit Batalyon 464/Paskhas Ikuti "Trisula Perkasa 2013"

Surabaya (Antara Jatim) - Prajurit Batalyon 464/Paskhas mengikuti Latihan Puncak Korpaskhas bersandi "Trisula Perkasa 2013" yang dipusatkan di wilayah Kupang, Nusa Tenggara Timur, dan Markas Lanud Eltari Kupang.

Penerangan Paskhas dari Kupang melaporkan kepada Antara bahwa latihan yang melibatkan ratusan unsur pasukan seluruh jajaran Korpaskhas itu juga melibatkan Batalyon 464 Paskhas yang bermarkas di komplek Lanud Abd. Saleh Malang.



Latihan yang dibuka Dankorpaskhas pada minggu lalu itu juga mengerahkan empat pesawat C-130 Hercules dari Skadron Udara 31 Halim PK, Skadron Udara 32 dari Bandara Abd Saleh Malang, dan satu pesawat CN-295 serta personel Lanud Eltari, Kupang, NTT.

Kegiatannya diawali dengan gladi posko yang dipusatkan di Mako Korpaskhas dan sebelumnya telah dilaksanakan penataran pelaku dan wasdal untuk bekal latihan, lalu manuver lapangan dilaksanakan pada 23-28 Juni 2013.

Dalam latihan itu, Yon 464 Paskhas melibatkan Tim Dalpur (Pengendali Tempur), Tim Dallan (Pengendali Pangkalan), Tim Jump Master, dan Tim SARPUR (SAR Tempur). Unsur Tim Pengendali Tempur dikomandani langsung oleh Danyon 464 Paskhas, Letkol Pasukan Joko Prasetyo.



Tim Dalpur melaksanakan infiltrasi melalui udara menuju sasaran terpilih yakni Pangkalan TNI AU Eltari Kupang pada malam hari dengan melakukan penerjunan "free fall" dengan metode HAHO (High Altitude High Opening).

Selanjutnya, setelah Tim Pengedali tempur menyatakan aman sasaran tersebut, maka satuan Yonbuthanlan yang diterjunkan melalui terjun statik melakukan operasi perebutan dan pertahanan pangkalan agar pangkalan tersebut siap digunakan operasi selanjutnya.

Trisula Perkasa merupakan sandi latihan puncak Korpaskhas yang digelar dalam setiap tahun dan dilaksanakan sebagai manifestasi dari hasil pembinaan yang dilakukan Korpaskhas dan juga merupakan wujud akuntabilitas publik dan pertanggungjawaban Korpaskhas di bidang pembinaan kepada TNI Angkatan Udara, dan kepada Bangsa dan rakyat Indonesia.



Latihan bersandi Trisula Perkasa Korpaskhas 2013 itu bertemakan "Satgas Paskhas Melaksanakan Operasi Perebutan dan Pengendalian Pangkalan Udara di Wilayah Indonesia Timur Dalam Rangka Mendukung Tugas Komando Tugas Udara Gabungan".

Sebelumnya (21/6), Pasmar-1 menggelar Latihan Posko-1 Aspek Laut dalam rangka program latihan triwulan III-2013 untuk mewujudkan kesiapsiagaan personel dan operasional. 

(Antara Jatim)

View the Original article

Freire Shipyard Build a Sailing Tall Ship for Indonesia

on Wednesday, June 26, 2013

25 Juni 2013

OLIVER DESIGN is developing the Architectural Design and Turnkey accommodation of the new Sailing Tall Ship for the Indonesian Navy to be built by Astilleros Freire in Vigo (photo : Oliver Design)

The Freire shipyard  from Vigo, Spain has finally awarded the construction of a navy sailing tall ship (schooner) Indonesia, with an investment of 70 million dollars (52 million euros), after submitted to a public competition in which he had been a finalist, along with Polish shipyard, as confirmed to Europa Press reported sources close to the operation.

Thus, the company is finalizing the paperwork to close the deal, and that it has completed the period for comment and no complaints were filed regarding the outcome of the contest. In any case, the sources caution that no work would begin this ship until early next year.

The construction of the training ship, awarded on a competitive bidding process of the Ministry of Defence of the Republic of Indonesia, is workload for two years and would employ 63 workers Freire template and hundreds of industry workers Auxiliary.


This is a schooner of 110 meters in length, with rig type Bricbarca and 3350 meters square sail. It will have capacity to accommodate 200 people on board, of which 120 are cadets in training, as explained by the shipyard.

Acknowledgements

Paulino Freire Shipbuilding thanked the efforts and support of the President of the Xunta, Alberto Nunez Feijoo, and the Ministries of Defense and Industry. Also, the company has confirmed that, "soon", a delegation from China travel to the shipyard to formalize the contract.

Moreover, the shipyard, whose workers are affected by a Redundancy Temporary Employment and rotary (early March to end of August), remains "open trading several fronts" to obtain contracts with Saudi Arabia, Norway or India. The company also plans to deliver in coming days the 'Discovery', the most advanced research vessel in the world in its category, commissioned by a scientific research organization in Britain.

(EuropaPress)

View the Original article

Skuadron 100 Helikopter Anti Kapal Selam Siap Dihidupkan Kembali

on Saturday, June 22, 2013

22 Juni 2013

Helikopter anti kapal selam diperkirakan mempunyai bobot 5 ton yang diseuaikan dengan standar helikopter yang dapat dibawa oleh korvet kelas Diponegoro dan fregat kelas Ahmad Yani (photo : Awomir Baran)

Oktober 2014, Puspenerbal Terima 11 Helikopter Anti Kapal Selam Baru

SURYA Online, SURABAYA - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Marsetio mengungkapkan kesiapan pendirian kembali Skuandron 100 di Lanudal Juanda. 

“Proses pendirian kembali skuadron 100 sedang dalam persiapan. Mulai dari fasilitas gedung, hangar, fasilitas sarana dan prasaran, mekanik, dan penerbang pun sudah dalam proses,” kata Marsetio disela kegiatannya menerima brevet penerbangan Angkatan Laut dan dikukuhkan sebagai warga kehormatan penerbangan Angkatan Laut, Jumat (21/6/2013).

Skuadron 100 sendiri merupakan skuadron udara untuk helikopter jenis anti kapal selam. 

Menurut Marsetio, dulunya Penerbangan TNI AL pernah memilik skuadron ini di tahun 1960an. 

Namun karena pesawatnya tidak ada, skuadron ini dilebur dengan skuadron lainnya. 

Selanjutnya di tahun 2013 ini, skuadron 100 akan kembali dihidupkan, dengan paling lambat tanggl 5 Oktober 2014, helikoper Anti Kapal Selam (AKS) ini akan sudah datang dan melengkapi penghidupan kembali skaudron udara 100. 

”Helikopter AKS yang akan datang sebanyak 11 unit. Untuk pembuatnya, masih dalam proses lelang. Ada dua produksen yang sedang mengikuti tahap lelang,” jelas Marsetio.

Untuk nilainya, Marsetio mengaku tidak bisa mengungkapkan, karena hal tersebut merupakan wewenang dari Kementrian Pertahanan.

(Surya)

View the Original article

Tiga Unit Pesawat CN-235 Akan Segera Perkuat TNI AL

on Thursday, June 20, 2013

18 Juni 2013


CN-235 Patmar untuk TNI AL (photo : Kaskus Militer)

Dalam waktu dekat ini, TNI AL akan menerima pesawat udara CN-235 buatan PT. Dirgantara Indonesia sebanyak tiga unit. TNI AL juga akan terus meningkatkan kemampuan Penerbangan TNI AL tidak hanya personilnya, tetapi juga peralatannya, serta akan menambah alutsista dari luar negeri seperti helikopter antikapal selam, helikopter latih dan alat-alat pengintaian yang nantinya akan digunakan untuk maritime patrol area.

Hal tersebut disampaikan Kepala Sataf Angkatan Laut dalam amanatnya yang dibacakan Asisten Operasi Kasal (Asops) Laksamana Muda TNI Didit Herdiawan, M.P.A., M.B.A., saat selaku inspektur upacara dalam peringatan Hari Ulang Tahun Penerbangan Angkatan Laut yang genap memasuki usia 57 tahun, yang digelar dalam suatu upacara militer bertempat di hanggar Pangkalan Udara Angkatan Laut (Lanudal) Juanda, Surabaya, Senin (17/6). Tema yang diangkat dalam peringatan Hari Penerbangan Angkatan Laut tahun 2013 ini adalah: “Dengan Semangat Dharma Jalakaca Putra, Penerbangan Angkatan Laut Siap Mengefektifkan Pembinaan Kekuatan dan Kemampuan dalam rangka Mendukung Kesiapsiagaan Operasi”.

Menurut Kasal pembangunan kekuatan alutsista Penerbangan Angkatan Laut akan terus digalakkan. Setelah menerima tiga buah helikopter N-Bell 412 EP yang memperkuat Penerbangan Angakatan Laut, ke depan TNI Angkatan Laut akan terus mengembangkan kekuatannya yang memiliki kemampuan stricking force. Alutsista ke depan diarahkan pada kekuatan yang memiliki kemampuan  setidaknya sebanding dengan kemampuan yang dimiliki negara tetangga, yang difokuskan pada pengadaan enam helikopter antikapal selam (AKS) dan enam antikapal permukaan (AKPA) serta kekuatan pesud patroli maritim (Patmar) sebanyak enam buah yang sedang dibangun oleh PT. Dirgantara Indonesia.

Selama 57 tahun masa pengabdiannya, Penerbangan Angkatan Laut telah memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap tugas pokok TNI Angkatan Laut di berbagai penugasan, baik operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP) di segenap penjuru tanah air maupun di luar negeri. Penerbangan TNI Angkatan Laut telah banyak berkiprah, memberikan pengabdian dan darma baktinya dalam berbagai tugas operasi, sebagaimana saat ini, cukup memberikan citra positif bagi Penerbal dengan keikutsertaannya dalam mendukung kegiatan satgas maritim TNI, yaitu dengan menyertakan satu unit Heli BO-105 on board di KRI Diponegoro-365, yang saat ini tengah melaksanakan satgas maritim TNI MTF 5 Konga 28 E/Unifil di Lebanon.

Dalam upacara tersebut juga dilaksanakan penganugerahan Satya Lencana Kesetiaan 24 tahun, Satya Lencana Kesetiaan 16, dan Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun bagi prajurit Penerbangan Angkatan Laut yang dinilai layak serta berprestasi. “Untuk itu, saya mengucapkan selamat dan penghargaan tinggi bagi para sesepuh penerbang TNI Angkatan Laut, yang berhasil meletakkan pilar-pilar kejayaan penerbangan TNI Angkatan Laut dan mengenang air crew yang gugur di medan tugas,” kata Kasal.


CN-235 akan menggantikan pesawat N-22/N-24 Nomad dalam Skuadron 800 Patroli Maritim (photo : Scramble)

Dalam kesempatan tersebut Kasal juga mengajak seluruh  peserta upacara untuk sejenak menelusuri kembali sejarah tentang perkembangan Penerbangan TNI Angkatan Laut. Dari ide pembentukan organisasi Penerbangan Angkatan Laut  pada masa revolusi sampai dengan direalisasikannya para pemuda indonesia untuk direkrut sebagai penerbang, navigator, teknisi dan pengatur lalu lintas udara,  hingga terbentuknya Biro Penerbangan Angkatan Laut pada 17 juni 1956 yang kini diperingati sebagai lahirnya hari Penerbangan Angkatan Laut.

Kehadiran Penerbangan Angkatan Laut merupakan jawaban rasional terhadap perkembangan strategi dan taktik operasi laut sejalan dengan kemajuan teknologi militer. Unsur utama Penerbangan Angkatan Laut yaitu pesawat udara, mempunyai keunggulan dalam aspek kecepatan, fleksibilitas, dan daya gempur yang sangat mendukung tugas-tugas kekuatan utama Angkatan Laut yaitu kapal perang. Berdasarkan berbagai keunggulan tersebut Penerbangan Angkatan Laut mampu diproyeksikan untuk mengemban berbagai penugasan seperti pengintaian, patroli laut, peperangan antikapal permukaan, peperangan antikapal selam, serta bantuan tembakan udara, penerjunan pasukan pendarat dalam operasi amfibi, dan lain sebagainya.

Di akhir amanatnya, Kasal menekankan agar ke depan, jajaran penerbangan TNI Angkatan Laut perlu terus meningkatkan kemampuan, agar mampu menghadapi dan mengantisipasi derasnya arus dinamika perkembangan lingkungan strategis. ”Tingkatkan kesiapan dan kemampuan pesawat udara serta profesionalisme pengawak Penerbangan TNI Angkatan Laut, agar mampu mengawal garis depan perairan yurisdiksi nasional Indonesia,” tegasnya.

Dalam upacara peringatan juga ditampilkan demo pertahanan pangkalan yang melibatkan dua buah pesawat tempur F 16 milik TNI Angkatan Udara, prajurit Korps Marinir (Batalion Taifib dan Zeni), prajurit Komando Pasukan Katak (Kopaska), prajurit TNI Angkatan Darat (Arhanudse-VIII), dan ditutup dengan defile pasukan.

(TNI AL)

View the Original article

Wamenhan Melaksanakan Keel Laying LST Ke-3

on

19 Juni 2013

Kapal Landing Ship Tank yang dibuat oleh PT Daya Radar Utama, Lampung (all photos : rifa-cari)

Acara Keel Laying Kapal Angkut Tank-3 TNI AL di Galangan Kapal Lampung

Jakarta -- Wakil Menteri Pertahanan RI (Wamenhan) Letjen (Purn) Sjafrie Syamsuddin melaksanakan acara Keel Laying (Peletakan Lunas Kapal) pembangunan Kapal Angkut Tank-3 TNI Angkatan Laut di galangan kapal Srengsem Panjang, Bandar Lampung, Selasa (18/6).

Dalam acara tersebut Wamenhan didampingi Asrenum Panglima TNI Laksamana Madya Among Margono dan pejabat Kemenhan serta Pejabat Mabes TNI, Mabes TNI Angkatan Darat, Mabes TNI Angkatan Laut, Kasarmabar Laksma TNI M. Atok Urrahman, Komandan Lanal Lampung Kolonel Laut (E) Ir. Fery Sidjaja, Forkopinda Lampung dan pejabat TNI-Polri yang ada di wilayah Lampung. 

Acara Keel Laying di tandai dengan penekanan tombol bersama tanda dimulainya kegiatan peletakan lunas oleh Wamenhan Letjen (Purn) Sjafrie Syamsuddin, Aslog Kasal Laksda TNI Sru Handayanto dan Waaslog Kasad Brigjen TNI Bayu Purwiyono. 


Dalam sambutannya Wamenhan mengatakan, kapal angkut tank ketiga yang dibangun di dalam negeri ini, memiliki kekhususan yang tidak dimiliki kedua generasi kapal angkut tank sebelumnya karena kapal ini diproyeksikan untuk mampu mengangkut 10 unit main batlle tank TNI Angkatan Darat beserta dua kendaraan pendukung.

Peletakan Keel  pada saat kapal akan dibangun merupakan peristiwa penting dalam konstruksi kapal, sehingga acara tersebut sering ditandai dengan upacara dan merupakan Fase awal dari semua kegiatan yang signifikan. Lunas atau Keel terletak di tengah kapal dari haluan ke buritan dan berfungsi sebagai dasar atau tulang belakang struktur lambung dan member kontribusi besar pada kekuatan longitudinal dan loading efektif local pada saat docking. 

Selanjutnya, untuk tahapan-tahapan dalam pembangunan sebuah kapal dimulai dari kegiatan Steel Cutting, Keel Laying, Engine Loading, Launching, Uji coba dan diakhiri dengan penyerahan. 

Dengan dibangunnya kapal tersebut, membuktikan bahwa industri pertahan dalam negeri Indonesia telah mampu terlibat dalam teknologi militer dan dengan kemandirian Industri Strategis dalam negeri dapat berbicara di tingkat kawasan.

(Armada Barat)

View the Original article

Produksi Panser Anoa Digeber untuk Memenuhi Pesanan 150 Unit Kedua

on

19 Juni 2013

Panser Anoa 6x6 buatan PT Pindad pesanan TNI AD (photo : Angkasa) 

Produksi Panser Anoa Digeber

Setelah TNI memesan 150 panser Anoa produksi Pindad pada tahun 2008, pabrik persenjataan di Bandung, Jawa Barat yang sudah berstatus BUMN  itu seperti  mendapat pasokan darah segar. Jumlah total dana yang dikucurkan pemerintah untuk membeli 150 unit panser Anoa melebihi Rp 1 trilliun sehingga operasional produksi Anoa pun berjalan lancar.

Tidak hanya merampungkan 150 unit panser Anoa, para teknisi senjata Pindad saat ini juga sedang menggeber produksinya demi memenuhi pesanan TNI yang jumlah totalnya  ( termasuk pesanan 150 unit pertama) , mencapai lebih dari 300 unit.  Anoa yang sudah dioperasikan bahkan ada yang dikirim ke Lebanon guna mendukung tugas Pasukan Perdamaian PBB Indonesia, Satgas Indo FPC TNI Konga XXVI-D2/UNIFIL.

Kendaraan taktis Komodo 4x4 pesanan TNI AD (photo : Angkasa) 

‘’Sebanyak 150 Anoa, saat itu dipesan langsung oleh Bapak Wapres Yusuf Kalla. Itu merupakan kejutan sekaligus tantangan karena Pindad belum memiliki pengalaman memproduksi panser. Tapi berkat kerja keras Pindad akhirnya berhasil mewujudkan panser yang dipesan oleh pemerintah,’’ papar Tuning Rudyati, Kepala Departemen Humas dan Hukum Pindad kepada Angkasa di Pindad, Bandung, Jawa Barat (14/6). 

‘’Saat ini kami sedang bekerja keras untuk memenuhi pesanan Anoa dari TNI dan juga Malaysia. Dengan kemampuan Pindad memproduksi  sebanyak 80 unit Anoa per tahun, kami yakin pesanan dari para konsumen bisa dipenuhi,’’ tambah Tuning.

Selain panser Anoa, Pindad juga memproduksi kendaraan taktis (rantis) Komodo hasil rancangan tahun 2011. Rantis yang sudah dicoba ini memiliki sejumlah kemampuan seperti  lincah bergerak di medan berlumpur, berpasir, jalur terjal dengan tanjakkan 31 derajat dan kemiringan 17 derajat  serta kemampuan jelajah hingga 450 km. 

(Angkasa)

View the Original article

Indonesia will Receive T-50 Golden Eagle Start in September 2013

on

20 Juni 2013


KAI T-50i Golden Eagle for TNI AU (photo : daum)

Indonesia gears up for T-50

Indonesia will receive its full complement of 16 Korea Aerospace Industries T-50 Golden Eagle advanced jet trainer aircraft between September 2013 and February 2014.

The disclosure was made by a company spokesman at the company's chalet.

Jakarta ordered 16 T-50s in May 2011, marking the first export sale for the type, which is powered by a single General Electric F404 engine.

Indonesian pilots and maintenance crews are in South Korea familiarising themselves with the type.

In addition, KAI is confident of closing a deal with the Manila for 12 FA-50s, an armed variant of the T-50. Manila will use the type both for training and as a light fighter/attack aircraft.

The company, in co-operation with Lockheed Martin, is also competing against the Alenia/Aermacchi M-346 and BAE Systems Hawk for an eight aircraft requirement in Poland.

Warsaw is reviewing the technical proposals issued by the three companies, and will issue another request for proposals for pricing information in the coming months. A decision could come as soon as early 2014.

(Flight Global)

View the Original article

Kemenhan Yakinkan DPR Soal IFX/KFX

on Tuesday, June 18, 2013

18 Juni 2013


Pesawat tempur KFX/IFX akan memakai radar AESA serta material dan sistem elektronik penyerap gelombang radar (image : EagleOwl)

Meski pihak Korea Selatan masih menunda dan belum menjelaskan kapan kerjasama perancangan jet tempur masa depan IFX/KFX (Indonesia/Korea Fighter Experiment) diteruskan, pihak Indonesia tetap berusaha melanjutkan proyek ini sebatas pada bagian-bagian yang bisa dikerjakan sendiri. Di dalam negeri, program ini dikerjakan tim dari Balitbang Kementerian Pertahanan, BPPT, PT Dirgantara Indonesia, Institut Teknologi Bandung dan lain-lain. Proyek ini menggantung setelah tim Korea-Indonesia menuntaskan tahap pertama, yakni Technology Development, dalam waktu 18 bulan, pada Desember 2012.

Demikian ungkap Pembina Tim Komunikasi PT DI, Sonny S. Ibrahim, terkait proyek bilateral yang digagas Pemerintah Korea Selatan pada 2010 itu. Pernyataan tersebut disampaikan  Jum’at (14/6) menanggapi pertanyaan Angkasa seputar penjelasan  Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddien tentang IFX/KFX kepada anggota Komisi I DPR RI saat meninjau kesiapan dan fasilitas enjiniring IFX/KFX di DI, Bandung, Kamis (13/6) kemarin. Di pihak Indonesia, Kementerian Pertahanan menjadi penanggung-jawab utama atas proyek prestis yang pernah dikatakan menelan ongkos 8 miliar dollar AS itu.


Kelebihan dari AESA adalah kemampuan untuk membentuk beberapa pancaran/beam,  menggunakan setiap  small solid-state transmit/receive modules (TRM) untuk peran yang berbeda secara bersamaan, seperti deteksi radar, dan, yang lebih penting, beberapa pancaran simultan dan frekuensi pemindaian menciptakan kesulitan bagi detektor radar. (photo : DefenseIndustryDaily)

Ditambahkan, Wamenhan berhasil meyakinkan rombongan Komisi I DPR RI yang dipimpin TB Hasanudin perihal kelanjutan proyek ini. “Program pesawat tempur IFX/KFX adalah program nasional demi kepentingan bangsa dan negara. Oleh karena itukita harus mewujudkannya demi kemandirian bangsa dalam membangun  kekuatan pertahanannya,” tekan Sjafrie Sjamsuddien. Pernyataan ini ditanggapi TB Hasanudin dengan kata-kata: “Siapa pun kekuatan politik (yang akan memimpin Indonesia) di masa depan, tetap harus mendukung program ini agar terus berjalan.”

Dikemukakan, saat ini DI tengah mempersiapkan diri untuk memasuki tahap kedua, yakni Engineering Manufacturing Development. Ahli dari pabrik pesawat terbang ini akan coba mempelajari 30 dari 72 item teknologi pesawat tempur stealth generasi 4,5 ini yang belum dikuasai agar saat dilanjutkan, mereka siap melaksanakannya. Angkasa mencatat, teknologi tersulit yang masih terus dikejar ilmuwan kedua pihak adalah radar AESA serta material dan sistem elektronik penyerap gelombang radar. Keduanya akan sangat menentukan keunggulan dari pesawat yang semula direncanakan operasional pada 2020 ini.

Isyarat penundaan selama sekitar satu-setengah tahun dilayangkan Pemerintahan Park Geun-hye tak lama setelah dirinya terpilih sebagai presiden ke-11 Korea Selatan pada Februari 2013. Belakangan Pemerintah Korea disebut-sebut sedang tertarik dengan  jet tempur siluman F-15SE Silent Eagle buatan Boeing, AS, yang ditawarkan sudah siap pakai. Ketertarikan ini kemungkinan muncul karena Korea Selatan terus-menerus mendapat tekanan dari tetangganya, korea Utara. Bagi Korea Selatan, KFX sendiri diproyeksikan untuk mengganti jajaran F-4 Phantom dan F-5 Tiger yang sudah menua. Proyek diawali dengan tahapan Feasibility Study, dilanjutkan dengan Technology Development, lalu Engineering Manufacturing Development, dan diakhiri dengan Production Phase.



View the Original article

Kemhan Lakukan Kesepakatan Kerjasama dengan PNG

on

18 Juni 2013

Dengan perjanjian ini maka pemeliharaan pesawat CN-235 PNG akan dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia (photo : Sir Steven Cairns)

Menhan RI Terima Kunjungan Kehormatan Menhan PNG

Jakarta, InfoPublik - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Papua Nugini, Fabian Pok di kantor Kementerian Pertahanan RI Jakarta, Selasa (18/6).

Kunjungan Menhan Papua Nugini ini merupakan rangkaian kunjungan pejabat Tinggi Papua Nugini ke Indonesia yang diawali dengan kunjungan PM Papua Nugini Peter Charles Paire O'Neill kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (17/6) di Istana Negara.

Kunjungan Menhan Papua Nugini ini untuk meningkatkan dan mempererat hubungan antara kedua negara khususnya kerja sama di bidang pertahanan yang sudah terjalin baik dan telah direalisasikan berupa perjanjian kerja sama pertahanan dalam bentuk Defence Cooperation Agreement (DCA) pada saat kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tanggal 12 Maret 2010 lalu di Port Moresby PNG.

"Kerja sama pertahanan yang telah dilaksanakan sampai saat ini adalah Joint Border Patrol, saling kunjung personel angkatan bersenjata serta kerja sama dalam bidang pendidikan dan pelatihan," kata Menhan Purnomo.

Menurut Purnomo, kedua negara ini akan membahas kemungkinan kerja sama yang lebih luas di bidang industri pertahanan. Selain itu, soft border management and social activity. "Indonesia dan PNG saat ini telah mempunyai kerja sama pertahanan di bidang alutsista, termasuk pihak Indonesia mengundang military PNG untuk melihat dan menggunakan fasilitas Indonesian peace and security center (IPSC).

Dalam pertemuan ini, juga dilakukan kerja sama Angkatan Bersenjata PNG dengan Industri Pertahanan Indonesia antara lain, dalam hal akuisisi senjata perorangan produk PT Pindad, pemeliharaan pesawat udara dan pengadaan perlengkapan perorangan produk PT Sritex Indonesia.

Turut mendampingi Menhan RI dalam kesempatan tersebut Sekjen Kemhan Letjen TNI Budiman, Kapuskompub Brigjen TNI Sisriadi dan sejumlah pejabat Eselon II Kemhan RI.

(Kominfo)

View the Original article

PT Pal Lakukan Peluncuran Kapal Tunda dan Peletakan Lunas KCR Ke-3

on Monday, June 17, 2013

12 Juni 2013

Dua kapal tunda pesanan TNI AL (photo : BUMN)

PAL luncurkan kapal tunda pesanan TNI AL

Surabaya (ANTARA News) - PT PAL Indonesia (Persero) kembali meluncurkan kapal tunda berkekuatan 2.400 tenaga kuda (M000277), serta melakukan peletakan lunas kapal (keel laying) kapal cepat rudal 60M (W000275) pesanan TNI AL di galangan kapal PT PAL Indonesia di Surabaya, Rabu.

Kapal tunda (M000277) yang diluncurkan tersebut merupakan kapal kedua dari dua kapal sejenis, sedangkan kapal cepat rudal 60M (W000275) merupakan kapal ketiga dari tiga kapal sejenis pesanan TNI AL.

Hadir dalam kesempatan itu Dirut PT PAL Indonesia (Persero) M. Firmansyah Arifin, Aslog Kasal Laksamana Muda TNI Sru Handayanto dan Pangarmatim Laksamana Muda TNI Agung Pramono beserta jajarannya.

Kapal tunda kesatu (M000276) telah diluncurkan pada 11 Juni 2013 dan rencananya akan diserahkan pada medio Juli 2013, sedangkan kapal kedua (M000277) yang diluncurkan hari ini akan diserahterimakan pada medio Agustus 2013, setelah dilakukan uji coba.

Kapal Cepat Rudal Ke-3

Sementara itu, peletakan lunas kapal cepat rudal 60M kesatu (W000273) telah dilakukan pada Februari 2013 dan kapal kedua (W000274) pada 18 April 2013, sedangkan kapal ketiga (W000275) dilakukan hari ini.

"Berbagai `improvement` telah dilakukan, dan berhasil dilakukan percepatan penyelesaian, di mana interval normalnya memerlukan waktu tiga bulan, dan dapat diperpendek interval menjadi dua bulan, sehingga diharapkan dapat menyelesaikan penyerahan tepat waktu," ujar Dirut PT PAL Indonesia M. Firmansyah Arifin. 

Dengan peningkatan kinerja tersebut diharapkan kapal yang kesatu bisa diserahkan pada akhir Desember 2013, kapal kedua pada medio Maret 2014, sedangkan kapal ketiga akan diserahkan pada medio Juni 2014.

PT PAL Indonesia, katanya, akan terus berkomitmen untuk berpartisipasi aktif mendukung kemandirian bangsa untuk pengadaan alutsista maupun modernisasi alutsista, sekaligus turut berperan menciptakan keamanan dan martabat bangsa, serta penghematan devisa negara.

"Besar harapan kami dalam kesempatan mendatang PT PAL Indonesia masih terus dipercaya dan dapat berpartisipasi aktif untuk memenuhi kebutuhan kapal-kapal TNI-AL maupun modernisasi alutsista jajaran TNI, khususnya TNI AL," kata Firmansyah.

(Antara)

View the Original article

KSAD Wacanakan Peningkatan Persenjataan Kopassus

on

13 Juni 2013


Persenjataan Kopassus akan dilakukan pembenahan untuk meningkatkan profesionalisme prajurit (photo : Viva)

Sindonews.com - Persenjataan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) akan dibenahi guna meningkatkan profesionalisme prajurit. Sebab, pengabdian Kopassus selama ini telah sampai kancah internasional.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, pihaknya sudah mendiskusikan mengenai kemungkinan dilakukannya pembenahan persenjataan khusus bagi Kopassus.

“Ada beberapa senjata yang akan dibenahi," ucapnya usai menerima brevet kehormatan di Markas Kopassus (Makopassus), di Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (11/6/2013).

Untuk diketahui, selama ini Kopassus memang menggunakan berbagai jenis senjata khusus. Banyak dari senjata itu tidak dipakai oleh satuan lain di luar pasukan elit TNI.

Selain aspek alat utama sistem senjata (alutsista), KSAD juga menekankan pentingnya peningkatan jiwa profesionalisme para prajurit. Seluruh anggota Korps Baret Merah diminta untuk membangun korps agar semakin membanggakan.

“Sejarah yang pernah diukir dari waktu ke waktu Kopassus harus semakin profesional. Sebagai seorang prajurit, profesionalisme tetap harus dijunjung tinggi,” urainya.

Terkait senjata khusus, Agustus tahun lalu Kopassus juga menerima tambahan 315 senapan baru berupa senjata laras pendek HK MP5 buatan Heckler dan Koch (HK) Jerman. Ini melengkapi 104 senjata sejenis yang sebelumnya telah dimiliki. Penyerahan dilakukan oleh Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin.

Senjata itu hasil pengadaan Kemhan 2010 yang terdiri dari 220 pucuk HK MP5 A4, 48 pucuk HK MP5 A5, 38 pucuk HK MP5 K.PWW, dan 9 pucuk HK SD5. Senjata itu berstandar internasional dan banyak dipakai pasukan khusus angkatan bersenjata dari berbagai negara. Untuk senjata pasukan khusus, pengadaan dilaksanakan secara langsung ke produsen agar terjamin kualitas dan akuntabilitas dari peralatan itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen TNI Rukman Akhmad menambahkan, sejauh ini rencana pembenahan persenjataan khusus Kopassus belum sampai ada taraf jenisnya. “Masih akan dibicarakan di tingkat staf,” ungkapnya.

Namun dia mengakui bahwa untuk pasukan elit memang membutuhkan persenjataan yang khusus. Senjata-senjata itu harus memiliki standar internasional.

Adapun Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan Brigjen TNI Sisriadi menambahkan, pengadaan senjata khusus bagi Kopassus ditangani oleh angkatan. “Kemhan lebih pada alutsista yang massif dan membutuhkan biaya besar,” imbuhnya.

(SindoNews)

View the Original article

Pagu Indikatif Anggaran Kemhan Tahun 2014 Sebesar Rp 80.5 Trilyun

on Wednesday, June 12, 2013

10 Juni 2013

Helikopter serang AH-64D Apache (photo : Fairford 2009)

Ini Hasil Rapat Tertutup Komisi I dengan Menhan

Senayan - Komisi I DPR RI dapat menerima penjelasan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro soal pagu indikatif Kemhan Tahun 2014 sebesar Rp 80.497.980.000.000 (delapan puluh triliun empat ratus sembilan puluh tujuh miliar sembilan ratus delapan puluh juta rupiah.)

"Komisi I juga dapat menerima usulan tambahan anggaran yang di ajukan Kemhan/TNI sebesar Rp 8.730.522.000.000," ujar Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq, menceritakan hasil raker Komisi I dengan Menhan dan Panglima TNI membahas Perubahan APBN 2013 dan RAPBN 2014 yang dilakukan secara tertutup, Senin (10/6).

Anggaran 6 Hercules eks Australia

Mahfudz pun menjelaskan, pihak Kemhan juga mengajukan tambahan anggaran khusus untuk pengadaan Helikopter Serang Apache beserta persenjataannya dan pesawat Hercules C-130 eks RAAF, Australia sebesar Rp 6 triliun, yang berasal dari dana on top atau pinjaman dari luar negeri.

"Kalau pesawat Hercules itu sendiri dari Australia dalam bentuk hibah, sebanyak enam unit dari Australia. Tapi ini masih akan dibahas secara mendalam dalam rapat terpisah nantinya, jika penggunaan dana on top untuk keperluan hal ini dapat dipenuhi," katanya.

Helikopter Serang Apache

Sementara, untuk rencana pembelian helikopter serang Apache dari AS oleh TNI AD itu,  kata Mahfudz, nantinya masih perlu didalami juga bersama Kepala Staf TNI AD.

"Soal jumlah berapa unitnya yang akan dibeli, baru atau bekas dan speknya seperti apa saja, dalam rapat tadi belum dibahas. Itu perlu dibahas lanjut nantinya, kalau usulan penggunaan anggaran on topnya disetujui," jelasnya.

Kata Mahfudz, memang sebelumnya secara informal pihak TNI AD berencana membeli helikopter serang Apache, tetapi terganjal soal sumber pendanaannya. Karena pihak Kemenkeu meminta alokasi anggaran pembelian Apache itu diambil dari pos anggaran TNI AD sendiri.

"Pihak TNI AD keberatan kalau untuk belanja Apache itu menggunakan anggaran reguler TNI AD, sendiri, karena jelas akan sangat membebani anggaran untuk pembiayaan rutin. Karena mereka usulkan di 2014, pengadaan Apache sumbernya dari dana on top.

Juga pengadaan Hercules TNI AU, sama sumber pembiayaannya dari dana on top, yang jumlahnya masih sangat besar, yaitu masih tersisa sekitar Rp 30 triliun, dari alokasi dana on top 2010-2014 sekitar Rp 50 triliun," tegasnya.

(Jurnal Parlemen)

View the Original article

Indonesia Akan Bangun Infrastruktur Pembuatan Kapal Selam dan Jet Tempur

on

11 Juni 2013


Dalam dua atau tiga tahun ke depan Indonesia sudah  memiliki infrastruktur untuk pembangunan kapal selam (photo : asiae)

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, menyatakan Indonesia segera membangun infrastruktur pembuatan kapal selam di Surabaya melalui PT PAL.

"Rencananya infrastruktur pembuatan kapal selam akan dibuat di Surabaya melalui PT PAL. Karena itu, dibutuhkan infrastruktur untuk pembangunan kapal selam," kata Menhan sekaligus Ketua KKIP usai Sidang ke sembilan KKIP "Membangun Sinergitas Menuju Kemandirian Industri Pertahanan", di Kantor Kemhan, Jakarta, Selasa.

Paling lambat, dalam dua hingga tahun ke depan, diharapkan Indonesia sudah memiliki infrastruktur industri pembuatan kapal selam, katanya. 

Dijelaskannya, dalam sidang ke sembilan KKIP juga dibahas mengenai dijadikannya pembangunan infrastruktur kapal selam dan jet tempur sebagai proyek nasional. Oleh karena itu, agar tidak menemui hambatan, payung hukum sangat diperlukan agar rencana pembangunan infrastruktur kapal selam dan pesawat jet tempur tetap berjalan pada lintas parlemen.

"Butuh dukungan parlemen karena program ini pasti akan melalui lintas parlemen. Dibutuhkan payung hukum agar menjadi proyek nasional," ucap Purnomo.

Dijelaskannya, sebagai negara kepulauan keberadaan kapal selam dan pesawat jet tempur sangat diperlukan untuk menjaga kepulauan indonesia hingga batas luar. Jika infrastruktur ada, pembuatan kapal selam bisa dilakukan di Indonesia.

Untuk membangun infrastruktur pembuatan kapal selam, Indonesia akan bekerjasama secara khusus dengan Korea Selatan. Kerjasama kedua negara akan dilakukan mulai dari kesepakatan lisensi, enginering manufacturing development, hingga prototipe. 

Dalam pembuatan KFX/IFX bersama Korsel, kata dia, tahap yang sudah selesai dilaksanakan mencakup tahap teknologi desain. Dua tahun ke depan, ditargetkan akan mencapai tahap `enginering manufacturing development` dan prototipe.

"Dari sisi teknis, kita juga sudah kirim 52 ahli untuk belajar teknologi design," ucap Purnomo.

Menhan menambahkan, pada tahun 2012 KKIP juga telah menghasilkan sejumlah produk kebijakan. Dalam hal penyusunan regulasi, diantaranya disahkannya UU No 16 tahun 2012 tentang industri pertahanan.

Sidang KKIP ke sembilan dipimpin langsung Menhan Purnomo Yusgiantoro selaku Ketua Harian KKIP, didampingi Wamenhan Sjafrie Syamsoeddin sebagai Sekretaris. 

Dalam pembahasan tersebut juga dihadiri Ses Menristek, Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin, Deputi II Kementerian BUMN, Kasum TNI dan Asrena Kapolri.

Sebelumnya, Pembangunan pabrik modern untuk pembuatan kapal selam TNI Angkatan Laut di Indonesia ditargetkan dapat direalisasikan pada tahun 2016 atau 2017 mendatang karena kapal selam pertama yang dibuat oleh Korea Selatan baru selesai pada tahun 2014.

"Pembangunan pabrik semua tergantung komitmen pemerintah. Pemerintah mutlak menyokong pendanaanya. Tanpa itu saya kira sangat sulit pembangunan kapal selam bisa direalisasikan di Indonesia," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Suropati, Rabu (10/4).

Ia berharap sudah ada perencanaan dari sekarang agar pada waktunya nanti pengerjaan kapal selam ketiga itu lancar tanpa kendala.

"Keberadaan pabrik modern untuk membuat kapal selam menjadi kendala serius kita saat ini," kata Untung.

Pembangunan pabrik modern ini, katanya, bukan persoalan sederhana karena selain membutuhkan banyak sumber daya manusia yang handal, pemerintah pun harus menyiapkan dana yang tidak sedikit. 

Oleh karena itu, ia berharap sumber daya manusia yang sudah dikirim ke Korea benar-benar menyerap ilmu secara komprehensif. "Ketika secara keilmuan sudah memenuhi syarat, baru kemudian pemerintah mempersiapkan pabriknya," katanya.

Indonesia sudah sepakat melakukan transfer teknologi kapal selam dengan Korea Selatan, dimana akan dibuat tiga unit kapal selam. Untuk kapal selam pertama, pihak Indonesia hanya memantau pengerjaannya di Korea Selatan.

Selanjutnya, kata dia, pada pembuatan kapal kedua, teknisi di Indonesia dilibatkan dalam membuat kapal selam. Namun, pembuatannya tetap dilakukan di Korea Selatan.

Sementara untuk kapal selam ketiga, Indonesia akan membuat sendiri kapal itu di galangan kapal PT PAL. "Pada tahap inilah Indonesia harus mempersiapkan peralatannya. Termasuk membuat pabrik baru untuk mendukung pembangunannya," jelas Untung.

Ia juga memastikan Pangkalan Kapal Selam yang disiapkan di Teluk Palu, Sulawesi Tengah, bisa diresmikan pada akhir tahun ini. Pangkalan seluas 13 hektar inilah yang nantinya digunakan untuk menyimpan semua kapal selam yang dimiliki Indonesia, termasuk untuk menyimpan kapal selam baru yang saat ini dibuat di Korea Selatan.

(Antara)

View the Original article

Tarantula 6×6 Armoured Fire Support Vehicle

on

12 Juni 2013

Doosan DST Tarantula 6x6 (all photos : viggen, knnews, koreaarms)

Doosan DST Telah Mengekspor Kendaraan Tempur Tarantula 6x6 ke Indonesia

Kendaraan tempur beroda pertama yang dikembangkan sendiri oleh Doosan DST Korea telah diekspor ke Indonesia.

Pada tanggal 2 Mei lalu, Doosan DST mengirimkan kendaraan lapis baja beroda jenis kendaraan bantuan tembakan kepada Tentara Indonesia (oleh Angkatan Darat Indonesia dinamakan Tarantula 6x6 - Armoured Fire Support Vehicle/AFSV).

Doosan DST telah menerima pesanan kendaraan 6x6 dari Indonesia pada tahun 2009, dengan berbasis pada kendaraan APC lapis baja Black Fox 6×6, produksi dimulai pada November 2010. Mulai awal 2012 prototipe telah menjalani serangkaian penilaian, baik untuk operasional maupun uji penembakan serta tes lapangan dan pada Mei tahun ini produksi telah diselesaikan.




Kendaraan lapis baja beroda yang diekspor ini mempunyai berat 18 ton dengan kru berjumlah 3 orang (pengemudi, penembak, dan komandan), dan dapat memenuhi persyaratan medan di Indonesia. Kecepatan di darat mencapai 100 km/jam, sedangkan di air dapat melaju dengan kecepatan 8 km/jam. Senjata utama berupa kanon 90mm dan senapan mesin 7.62mm untuk fungsi serbuan, kombinasi senjata tersebut dapat digunakan untuk melawan tank dan operasi melawan gerilyawan.

Pejabat Doosan mengatakan "Kendaraan lapis baja beroda saat ini dibutuhkan oleh negara-negara berkembang, produk ini dapat bersaing dengan produk serupa yang dibuat oleh Turki maupun Rusia, dan kompetitif dalam hal kinerja dan harga, pasar ekspor masa depan yang akan dibidik adalah dari Asia Tenggara, Timur Tengah dan Amerika Selatan," katanya.



Pada tahun 1993 Doosan DST untuk pertama kalinya bagi Korea berhasil mengekspor kendaraan lapis baja roda rantai K200A1 ke Malaysia. 

Kendaraan lapis baja beroda 6X6 yang diekspor ke Indonesia ini dikembangkan dari disain kendaraan lapis baja untuk pasar global.


Kali ini, untuk Angkatan Darat Indonesia dikirimkan 11 unit kendaraan lapis baja beroda dari total 22 pesanan, Doosan DST memproduksi 11 kendaraan lapis baja dan juga melakukan perakitan dengan kubah meriamnya. Kubah meriam 90mm dipasok oleh CMI Defense Belgia dari seri CSE-90 Cockerill Mk3.

Sisanya sebanyak 11 unit akan dikirimkan dalam bentuk semi-rakitan (Semi Knock Down) ke gudang perusahaan pertahanan PT.PINDAD Indonesia untuk dilakukan perakitan. Kendaraan lapis baja Tarantula 6x6 yang dirakit di Indonesia adalah bagian dari kontrak untuk menyediakan 22 Tarantula senilai total $ 70 juta.



Perusahaan pertahanan Indonesia yang disebutkan di atas telah dapat membuat kendaraan lapis baja APC 6x6 dengan berat  11-ton hingga 14-ton, mirip dengan VAB Prancis, dan dikenal sebagai PINDAD APS-3 Anoa. Desain kendaraan tersebut dibuat awal tahun 2006, dan dikembangkan pada tahun 2008. Kendaraan ini bermula dari APS-2 namun setalah dilakukan evaluasi maka dilakukan peningkatan terhadap struktur kendaraan dan kinerjanya sehingga banyak perubahan yang dilakukan.

Indonesia pada tahun 2011, juga melakukan perjanjian dengan FNSS perusahaan Turki yang mengembangkan kendaraan lapis baja Pars 6X6. Melalui perjanjian ini Indonesia mempunyai kesempatan untuk belajar dan melihat teknologi kendaraan lapis baja roda rantai.


PINDAD telah memasok lebih dari 200 kendaraan lapis baja APS-3 Anoa kepada Indonesia dan sekarang tengah diupayakan untuk melakukan ekspor ke Malaysia. Namun, menurut Angkatan Darat Malaysia, rencana modernisasi kendaraan lapis baja Radpanzer Condor 4 × 4 APC dan  Sibmas 6 × 6 AFSV (kendaraan lapis baja yang dilengkapi dengan kanon Cockerill 90mm) akan diganti dengan kendaraan lapis baja dari DEFTECH AV-8 8×8 hasil kerjasama teknis dengan Turki.

Dari perjanjian tahun 2010, 2011,2012 disebutkan juga adanya pasokan 54 meriam artileri 105mm seri KH-178 kepada Indonesia.



View the Original article

Bakorkamla Luncurkan Kapal Bintang Laut

on Monday, June 10, 2013

10 Juni 2013


 KN Bintang Laut 4801 (photo : MetroTVNews)

BATAM-Kepala Pelaksana Harian Badan Koordinasi Keamanan Laut atau Bakorkamla Laksamana Madya TNI Bambang Suwarto di Batam, Sabtu meluncurkan Kapal Negara Bintang Laut 4801 untuk mendukung kepentingan patroli."Ini merupakan yang pertama, kita membuat sendiri menggunakan biaya APBN," kata Bambang Suwarto seusai peluncuran.

Ia mengemukakan bahwa KN Bintang Laut 4801 buatan PT Palindo Marine Batam, merupakan kapal patroli Bakorkamla pertama yang didanai APBN. Sedang kapal-kapal Bakorkamla yang lain merupakan bantuan dari instasi lain.

Menurut Bambang, kapal itu nantinya akan dilengkapi senjata di depan dan belakang. Senjata itu dinilai cukup, karena KN Bintang Laut hanya menjaga keamanan, bukan untuk pertahanan negara.Bambang menjelaskan bahwa kapal yang diperkirakan beroperasi mulai Juli 2013 itu dilengkapi kamera jarak jauh 20 km dan teknologi satelit sehingga kegiatannya bisa langsung dimonitor dari Jakarta. "Ini termasuk yang tercanggih, sudah terintegrasi dengan sistem di Jakarta," kata dia.



Kapal berkekuatan mesin tiga kali 1.400 horse power itu juga mampu memantau plankton untuk mengetahui daerah potensi ikan. "Jadi nanti bisa memberitahu HNSI daerah yang banyak ikan," kata dia.Pembuatan kapal negara itu, menurut dia, menghabiskan dana sekitar Rp58 miliar yang seluruhnya dianggarkan APBD 2013.

Hingga 2014, katanya, Bakorkamla berencana membuat enam kapal, tiga lainnya pada 2013, yaitu Bintang Laut 4801, Singa Laut 4802 yang masih dikerjakan di Citra Shipyard Batam dan akan diluncurkan Minggu (9/6) dan satu lagi baru akan selesai September 2013 oleh PT Palindo Marine. Direktur Palindo Marine Harmanto mengatakan pembuatan kapal itu memakan waktu sekitar setahun. Kapal dirancang dan dikerjakan oleh sekitar 35 orang yang seluruhnya warga Indonesia.

Menurut dia, stabilitas KN Bintang Laut 4801 merupakan yang terbaik, karena rangka lambung bawah menggunakan baja dan bagian atas terbuat dari alumunium."Bisa dilihat saat peluncuran tadi, tidak ada goyang, stabilitasnya bagus," kata dia.Menurut Harmanto, kapal itu memuat 60 persen konten lokal. Hanya mesin dan alat navigasi yang diimpor.

(Investor Daily)

View the Original article

Tangkal Teroris, Indonesia-Malaysia Latihan Bersama

on Saturday, June 8, 2013

08 Juni 2013
Upacara pembukaan Latihan Gabungan Bersama Malaysia Indonesia Darat Samudera Angkasa di Lanud Soewondo Polonia Medan. (photo : TNI, Kompas, MyJointForce)

MEDAN, KOMPAS.com - Tentara Nasional Indonesia dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) menggelar Latihan Gabungan Bersama Malaysia Indonesia Darat Samudera Angkasa (Latgabma Malindo Darsasa) - 8AB/2013 di Medan mulai Jumat (7/6/2013) hingga Rabu (12/6/2013) mendatang.

Tujuannnya untuk memadukan kekuatan kedua negara dalam mengatasi masalah di perbatasan dan wilayah tertentu yang di nilai terkait kepentingan bersama. Tahun ini, latihan difokuskan untuk tingkatan pasukan khusus.


"Latihan ini merupakan tindak lanjut dari keputusan bersama pada sidang high level committee beberapa waktu lalu. Khusus untuk pasukan khusus," kata Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono seusai upacara pembukaan acara di Lanud Soewondo Polonia Medan, Jumat (7/6/2013).

Kedua pasukan akan menguji dan mengimplementasikan strategi penanggulangan teror. Latihan akan dimulai di pos komando. Selanjutnya, pada Selasa dan Rabu berlanjut di lapangan. Lokasinya di Belawan, Lanud Soewondo dan Hotel Arya Duta Medan.

"Sasarannya adalah pengujian bersama Protap 16 dan 18 penganggulangan teror," kata Agus.


Latihan ini melibatkan 1.228 personel dari kedua negara, terdiri dari 319 orang untuk Komando Gladi, 315 pelaku dan 594 pendukung. Masing-masing angkatan mengerahkan alutsista dan perlengkapannya untuk digunakan dalam latihan.

Angkatan Darat mengerahkan 1 heli Bell-412, 1 heli MI-17, 1 armour halilintar, 2 armour, 1 ambulans, 4 Land Rover Command, 2 truk 3 tin, 2 kendaraan anjing perang, 4 sepeda motor, 1 bus, 2 Decco trailer, 1 rantis, dan 2 truk NPS.


Sedangkan Angkatan Laut menyertakan KRI Makassar-590, KRI Imam Bonjol-383, 1 kapal sasaran (tanker), 4 sea rider, 4 rubber boat, 1 heli Bell, 1 heli Bolcow, 2 truk, 5 Land Rover, 1 ambulans. 

Sementara itu, Angkatan Udara mengerahkan Hercules C-130, 1 Boeing, 1 Fokker-28, 4 Ransus, 2 sepeda motor, 2 Komob, 2 bus, 2 truk, 1 mobil jihandak, 2 mobil PM, 1 mobil Damkar, dan 2 ambulans.


Sementara itu, Panglima ATM Jenderal Tan Sri Dato Sri Zulkifeli Bin Mohd Zin menilai kedua belah pihak siap mengikuti pelatihan ini. "Melihat kesiapan latihan, saya gembira. Saya percaya dan yakin, latihan akan terlaksana baik," katanya.

Sebelumnya, Direktur Latihan Malindo Darsasa-8AB/2013 Brigjen TNI Buyung Lalana mengatakan, masalah teroris identik dengan kemiskinan, kesenjangan sosial, marjinallisme dan radikalisme. TNI dan ATM menghimbau agar masyarakat tidak terpengaruh ajakan teroris.


Selain melakukan latihan, militer kedua negara itu juga akan menggelar pengobatan gratis bagi masyarakat Kota Medan. Pengobatan digelar di dua tempat dengan target 5.000 pasien, antara lain pengobatan gigi 200 pasien, pembagian kacamata 200 pasien, KB 200 pasien dan pembagian tangan serta kaki palsu untuk 200 orang.

"Kegiatan ini akan melibatkan 26 dokter umum, 8 dokter gigi dari TNI, ATM dan dokter dari Kota Medan," jelas Buyung.

(Kompas)

View the Original article