Tampak luar simulator AS-332 Super Puma (photo : Vic)
Ia menambahkan, pembangunan simulator helikopter Super Puma itu dilakukan oleh tiga pihak yakni PT Dirgantara Indonesia (perakitan), Inggris (pengerjaan sistem komputer avionik) dan Belanda (layar monitor/motion picture).
"Dengan keberadaan simulator itu keterampilan dan keahlian para penerbang dapat dipertahankan atau ditingkatkan dan jam terbang helikopter pun dapat di hemat," kata Bambang. Tentang kelanjutan pengadaan helikopter Super Puma dari PT Dirgantara Indonesia, ia mengatakan, akan tetap dilanjutkan sesuai ketentuan kerja sama yang telah disepakati TNI Angkatan Udara dan PT DI. "Selama periode 2010-2014, mereka akan menuntaskan tiga helikopter Super Puma yang sudah lama dikerjakan," katanya.(*)(Antara)Defense Studies
0 comments:
Post a Comment