Pesawat EMB-314 Super Tucano TNI AU (photo : Kemlu)
Jakarta (ANTARA News) - Batch perdana EMB-314 Super Tucano akan menjejakkan roda-rodanya di tanah Indonesia pada awal September nanti. Pesawat counter insurgence berteknologi canggih buatan Brazil ini akan ditempatkan di Skuadron Udara 21 TNI AU di Malang.
"Lengkap satu skuadron, 16 unit Indonesia beli. Kebetulan saya baru pulang dari pabriknya, batch pertama Super Tucano tengah disiapkan. Keseluruhannya akan hadir pada 2014 nanti," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Marsekal Madya TNI Eris Heryanto, di Jakarta, Rabu.
Super Tucano yang direncanakan akan datang pada batch pertama nanti sebanyak empat unit, namun belum diberi persenjataan lengkap kecuali kanon Browning 12,7 milimeter yang menjadi senjata standarnya. Dia didedikasikan menggantikan OV-10F Bronco buatan Rockwell, Amerika Serikat, yang dibeli baru pada 1975.
Bronco yang telah melahirkan empat kepala staf TNI AU itu dikandangkan sejak akhir 2007; banyak di antaranya menjadi monumen di banyak kota di Indonesia, dalam keadaan sangat tidak terawat.
Jika nanti tiba, maka perjalanan awal karir antara Bronco dan Super Tucano bisa mirip, keduanya langsung dipajang dan diterbangkan dalam upacara HUT ABRI (saat itu) dan TNI pada 5 Oktober. Bedanya, tiga unit Bronco yang baru datang pada 1975 itu langsung diterjunkan ke Timor Timur untuk menyapu perlawanan setempat.
Super Tucano juga akan ditempatkan di Skuadron Udara 21 yang berpangkalan di Pangkalan Utama TNI AU Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, sebagaimana Bronco dulu. Kedua pesawat beda generasi ini sangat pas untuk keperluan patroli dan intelijen ketinggian rendah, counter insurgence, close air support, pemotretan udara, dan patroli perbatasan, serta lain-lain.
Dalam Operasi Seroja di Timor Timur, banyak personel infantri TNI AD berterima kasih sekali pada Bronco yang terbang memberi close air support sehingga memecah kemampuan dan konsentrasi lawan.
Jika ditugaskan untuk patroli di garis perbatasan Kalimantan --sebagai misal-- Super Tucano diyakini bisa memberi kontribusi besar dengan arsenal tambahan yang memadai. Di antaranya adalah bom Mk-82, peluru kendali AIM-9 Sidewinder, hingga roket 30 milimeter yang ditempatkan di pod-nya.
Jika untuk tugas serupa di garis perbatasan Indonesia-Timor Timur di NTT, hal serupa juga bisa dia lakukan. Super Tucano bisa mendarat dan lepas landas di lapangan terbang dengan dukungan minimum sebagaimana halnya Bandar Udara Haliwen, di Atambua, Kabupaten Belu, yang berbatasan dengan Timor Timur. (*)
(Antara)
View the Original article
0 comments:
Post a Comment