11 September 2012
CN-235 ASW (photo : Defense Studies)
Matra Udara
PT DI selain punya produk baru berupa pesawat angkut medium CN-295, kali ini juga membawa model pesawat CN-235 ASW. Pengalaman engineer PT DI dalam proyek Meltem II di Turki menjadikan pengalaman berharga untuk terus mengembangkan pesawat ASW ini. Meskipun pada bodinya tertulis TNI AL namun tipe inilah yang ditawarkan untuk Filipina lengkap dengan MAD (magnetic anomaly detector) boom di bagian ekor dan torpedo di sayapnya. Adapun yang saat ini dibangun untuk TNI AL sekarang bukan versi ASW namun versi surveillance. PT DI juga siap seandainya TNI AL ingin pesawat ASW dengan platform yang mempunyai jarak jangkau lebih jauh maka PT DI akan mengajukan CN-295 ASW bagi TNI AL.
Persenjataan, Elektonika, dan Instrumentasi
Melalui divisi persenjatannya kita kenal PT DI sebagai pembuat berdasar lisensi atas torpedo kelas berat SUT, jangan kaget bila dalam pameran kali ini PT DI menawarkan 3 torpedo sekaligus : SUT, Seahake Mod4 dan Seaspider yang dibuat oleh Atlas Elektronik (sebelumnya AEG Aktiengesellschaft Marinetechnik beralih menjadi STN-Atlas Elektronik Underwater Technology dan akhirnya menjadi Atlas Elektronik) German.
Seahake Mod4 merupakan varian akhir dari SUT yang lisensinya diperoleh PT DI pada tahun 1986. Jika PT DI memperoleh lisensi Seahake Mod4 yang mempunyai jangkauan 50 km maka tinggal selangkah lagi untuk bekerjasama dengan Atlas Elektronik untuk torpedo Seahake Mod4 ER. Sebagaimana diberitakan pada uji coba Mei 2012, maka rekor torpedo saat ini dipegang oleh Seahake Mod4 ER yang dapat menghancurkan sasaran pada jarak 140 km.
Seaspider adalah torpedo pertama yang dibuat untuk anti torpedo. Sistem torpedo ini bereaksi cepat terhadap torpedo yang mendekat dan efektif melawan semua jenis torpedo. Ada dua varian peluncur torpedo ini dari kapal permukaan. Tidak dijelaskan apakah Sehake dan Seaspider ini akan diakuisi oleh TNI AL atau tidak.
PT Pindad menampilkan varian senjata SS2 termasuk varian terbaru SS2V5, juga senapan runduk, pistol dan bom. PT Sari Bahari juga turut memamerkan bom produksinya yang terdiri dari P-100, P-25, dan roket FFAR
Combat Management System pada KRI Yos Suedarso (photo : Defense Studies)
Menarik disimak adalah aplikasi Combat Management System pada KRI Yos Soedarso yang telah menggunakan produk CMS PT Len dan lulus pada uji penembakan yang diadakan di Pulau Gundul. Dengan keberhasilan ini maka CMS produkasi LEN akan digunakan pada tiga fregat sejenis lainnya.
LenLink tactical data link buatan PT Len (photo : Defense Studies)
PT Len juga berhasil membuat peralatan untuk pertukaran data dari udara, permukaan, dan bawah air. LenLINK demikian namanya, untuk menjamin tingkat keamanan dan kehandalan dalam pengiriman data dimungkinkan untuk dilakukan customisasi protocol dan algoritma enkripsi.
Electronic Support Measures (photo : Defense Studies)
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi/PPET-LIPI yang selalu hadir dalam pameran Indodefence, kali ini menghadirkan Coastal Radar dan Electronic Support Measures untuk kapal kombatan. ESM adalah alat untuk memperoleh data/parameter signal elektronik beserta analisanya dari kapal musuh.
Dalam aplikasi radar untuk militer, PT Inti juga tidak mau ketinggalan, dapat dilihat dengan jelas mengenai visi PT Inti untuk menguasai teknologi radar dimulai dari navigation radar, ground surveillance radar, missile tracker radar, airborne surveillance radar, dan weather radar.
CMI Teknologi yang telah bekerjasama dengan Lockheed Martin juga tampil pada pameran kali ini. Perusahaan yang bergerak dalam microwave dan RF modul ini terpilih oleh Lockheed Martin untuk turut serta dalam pembuatan radar pertahanan udara TPS-77 dan FPS-117.
Kokpit upgrade pesawat tempur F-5 (photo : Defense Studies)
Perusahaan yang berbasis di Surabaya yang telah dipilih untuk menjadi rekanan dalam integrasi radar sipil dan militer yaitu PT. Infoglobal pada pameran kali ini menampilkan kokpit pesawat tempur F-5 yang telah diupgrade. Perusahaan melihat peluang karena TNI berniat memperpanjang usia pakai F-5 Tiger hingga tahun 2020.
UAV taktis dan untuk keperluan surveillance dari IPCD-SSE (photo : Defense Studies)
IPCD-SSE tampil dalam Indodefence 2012 membawa dua tipe SUAV (small UAV), pesawat tanpa awak ini diperuntukkan bagi kegiatan riset, surveillance, reconnaisance, bahkan dimungkinkan sebagai target dan decoy. Tactical UAV dengan MTOW 2 kg dapat membawa beban 0,5kg sedangkan Surveillance UAV mempunyai MTOW hingga 6 kg dan dapat membawa beban hingga 1 kg.
(Defense Studies)
View the Original article
0 comments:
Post a Comment