Latihan Philindo XXVII/13 Berjalan Sukses

on Tuesday, June 4, 2013

03 Juni 2013

PS-19 BRP Miguel Malvar dan PS-20 BRP Magat Salamat (photo : EMC)

Penutupan Patkor Philindo XXVII/13 di Mako Lantamal VIII

Manado.(29/5). Patroli Terkoordinasi (Patkor) antara Philipina dan Indonesia (Philindo) ke XXVII tahun 2013 secara resmi ditutup oleh Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Timur (Guskamlatim) Laksma TNI Wuspo Lukito di ruang serbaguna Mako Lantamal VIII. Rabu (29/5).

Hadir dalam upacara tesebut pejabat TNI AL diantaranya Danlantamal VIII Manado Laksma TNI Guguk Handayani,  Wadan Lantamal VIII Kolonel Marinir F. Saud P. Tamba Tua, Asintel Danguskamlatim Kolonel Laut (P) Para Asisten Danlantamal VIII, Kadis/Kasatker Lantamal VIII, Komandan KRI Kerapu-812 Mayor Laut (P) Kusumo Atmojo. Sedangkan pejabat dari Pemerintah Republik Philipina, Consulate General Philipina Mr. Jose Burgos, Capt Antonio Antonio Habulan Komandan Naval Forces Eastern Mindanao (NFEM), Capt Vicente Severino David PN Deputy Komandan Easmincom, beserta komandan kapal perang BRP Miguel Malvar PS 19 dan BRP Magat Salamat PS 20.

Upacara tersebut merupakan acara puncak dari rangkaian kegiatan Patkor Philindo ke XXVII tahun 2013 yang telah dilaksanakan selama sepuluh hari mulai tanggal 20 - 29 Mei 2013 di wilayah perbatasan antara Indonesia dengan Philipina. Sebelumnya upacara pembukaan Patkor Philindo XXVII/13 dilaksanakan di ruang serbaguna Mako NFEM oleh Capt Severino Vicente T. David, Deputi Commander Eastmincom.

Dalam sambutan tertulisnya, Danguskamlatim mengatakan bahwa laut memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, tidak hanya sebagai jalur komunikasi tetapi sebagai jalur perdagangan, selain itu laut juga memiliki sumber daya alam yang sangat potensial. Dalam perubahan dunia dan lingkungan strategis regional, keamanan maritim menjadi isu global dan regional, sehingga dibutuhkan kerjasama dan upaya lain dari negara-negara tetangga dan negara-negara sekitarnya untuk menjamin keamanan kegiatan maritim.

Lebih lanjut beliau mengatakan, bahwa apabila stabilitas keamanan maritim di negara domestik dapat terpelihara dengan baik maka akan meningkatkan stabilitas negara-negara disekitarnya. Oleh karena itu kerjasama antara Angkatan Laut Indonesia dengan Angkatan Laut Philipina harus diperkuat dan Patkor Philindo adalah salah satu cara untuk mewujudkannya.

Patroli Terkoordinasi di Daerah Operasi Patkor sesuai dengan perjanjian tahun 1975 antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Philipina, dengan tujuan untuk adalah menjaga keamanan maritim di perbatasan Indonesia dan Philipina.

KRI Kerapu 812 (photo : EMC)

Dalam pelaksanaan Patkor Philindo XXVII tahun 2013, TNI AL mengerahkan KRI Kerapu-812 yang merupakan Satuan Kapal Patroli (Satrol) Koarmatim dan beberapa personel kesehatan dari Lantamal VIII. Sedangkan dari pihak NFEM Philipina mengerahkan kapal perang BRP Miguel Malvar PS 19 dan BRP Magat Salamat PS 20.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan selama Patkor Philindo berlangsung diantaranya latihan untuk menguji interoperabilitas unsur Patkor meliputi latihan formasi tempur dan komunikasi antar unsur kapal perang, bakti sosial (Military Civic Action Project) dengan sasaran masyarakat kedua negara di Pulau Balut (Philipina) dan Pulau Marore (Indonesia), repatriasi tiga warga negara Philipina (WNP) dari Indonesia, courtesy call ke pejabat negara kedua negara dan pertandingan olah raga persahabatan antar kedua negara.

Kegiatan latihan Patkor yang dilakukan oleh unsur kapal perang meliputi latihan penanganan/pembebasan kapal yang disandra musuh, sailing passed, penentuan titik lego jangkar, Replenishment At Sea (RAS), pembersama Kegiatan bhakti sosial yang dilaksanakan meliputi khitanan masal sebanyak 86 anak, pemeriksaan dan pengobatan gigi 53 orang, pemeriksaan dan pengobatan penyakit umum 137 orang, operasi tumor 2 orang, potong rambut gratis 129 orang, pembagian bubur kacang ijo 200 gelas serta pembagian beras sumbangan KJRI  1250 kg kepada 125 kepala keluarga.

Kegiatan tambahan bahkti sosial dan Military Civic Action Program (MCAP) yang dilaksanakan di Pulau Balut dan Pulau Marore merupakan kegiatan untuk yang pertama kali. Hal ini merupakan peningkatan kegiatan dalam bidang kerja sama antara kedua negara khususnya angkatan bersenjatanya. Dalam Sidang ke-31 Tingkat Ketua Republik Indonesia – Republik Philipina Border Committe yang dilaksanakan di Makasar pada tanggal 20 – 21Pebruari 2013, kedua belah pihak telah bersepakat untuk juga melakukan bakti sosial pada saat pelaksanaan Patkor Philindo dan hasil rapat koordinasi Patkor Philindo di Mako Eastern Mindanao Command pada tanggal 16 Mei 2013.

Kegiatan Bakti Sosial dilaksanakan di gedung olahraga kecamatan P. Balut, dengan diikuti oleh masyarakat yang berasal Pulau Balut dan Pulau Sarangani yang merupakan bagian dari wilayah Philipina. Dimana di kedua pulau tersebut dihuni oleh Warga Negara Philippina dan Warga Negara Indonesia yang telah berdomisili di sana sejak lama. Pelaksanaan bakti sosial/MCAP ini mendapat dukungan dari aparat pemerintahan daerah di Pulau Balut mengingat telah membantu masyarakat kedua negara yang berada di wilayah Pulau Balut dan Sarangani khususnya dalam hal kesehatan. Demikian pula halnya dengan masyarakat P. Marore yang merupakan pulau terluar dari wilayah Indonesia yang berbatasan langsung negara Philipina. Masyarakat ketiga pulau yang menjadi obyek bakti sosial tersebut terlihat sangat antusias mengikuti MCAP seraya menyampaikan harapannya agar kegiatan ini kedepannya dapat selalu dilaksanakan. Adapun obat-obatan yang digunakan dalam kegiatan ini berasal dari Easmincom, Lantamal VIII Manado dan KJRI Davao City, sedangkan sumbangan beras dari KJRI telah didistribusikan di Pulau Balut dan Pulau Marore.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Danguskamlatim berharap agar pelaksanaan Patkor Philindo XVII tahun 2013 ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan antara lain sebagai wadah untuk mempromosikan pemahaman yang lebih besar antara Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Laut Filipina, untuk meningkatkan keamanan laut di wilayah teritorial perairan antara Indonesia dan Philipina serta untuk sebagai penghubung dari kedua Angkatan Laut dalam konsultasi dan mendiskusikan isu-isu untuk kepentingan bersama.

(TNI AL)

View the Original article

0 comments:

Post a Comment