02 November 2011
PT DI sudah memiliki pengalaman saat mengintegrasikan pesawat di Turki bersama TAI.(photo : Trdefence)
Bandung, Seruu.com - PT Dirgantara Indonesia (DI) mampu melaksanakan proses peremajaan (retrofit) 24 unit pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat (AS). Hal ini menanggapi rencana pemerintah dan DPR yang menyatakan peremajaan bernilai US$ 500-800 juta itu tidak dilakukan di Indonesia.
"Jika diberi kesempatan, tim DI harus dibawa untuk ikut meretrofit," kata Direktur Teknologi PTDI Dita Ardoni Jafri, di Bandung, Selasa (01/11/2011) malam.
Dia mengatakan, proses peremajaan pesawat tempur tersebut tidak sulit karena hanya perlu mengintegrasikan komponen yang tersedia. PTDI, lanjut dia, mampu melakukan fungsi pekerjaan tersebut. "Namanya sistem avionik, semua kompunen sudah dikasih, ada paket-paket gambarnya, kalau itu diberi kita akan kerjakan," kata Dita.
Dita menyatakan, PTDI seharusnya diberikan kepercayaan untuk menerapkan teknologi dalam proses retrofit pesawat tempur itu. Langkah ini akan membuka kesempatan bagi perusahaan pelat merah itu tidak hanya sekedar menempelkan bagian-bagian pesawat, namun juga belajar hingga ke perangkat lunak (software) yang menggerakkan seluruh komponen. "Tapi lihat nilainya, jangan sampai dilibatkan tapi nilai tidak signifikan," tandas dia.
Kepala Staf Angkata Udara (KSAU) Marsekal Imam Sufaat pernah menyatakan proses retrofit pesawat F-16 hibah itu tidak dilakukan di Indonesia karena beban biaya untuk membawa pesawat ke Tanah Air. Faktor lainnya adalah ketidaklengkapan alat serta sumner daya PTDI. [ndis]
View the Original article
1 comments:
Peningkatan SDM sangat diperlukan.Harapan saya PTDI tidak hanya berfikir utk peremajaan.Tapi harus berfikir how to make.Terima Kasih.
Post a Comment