KRI Singa Dipasang ESM di Fasharkan

on Saturday, March 17, 2012

16 Maret 2012

KRI Singa 651 adalah kapal tipe FPB-57 dan berfungsi sebagai kapal cepat torpedo (all photos : TNI AL)Fasharkan Dukung KRI Siap Operasi

Untuk menyiapkan unsur-unsur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) agar siap beroperasi, tidak hanya dilakukan oleh para awak kapal, namun juga melibatkan berbagai pihak. Salah satunya adalah Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan (Fasharkan) Surabaya. Fasharkan Surabaya memilki peranan penting dalam mendukung penyiapan unsur KRI yang berada di jajaran Koarmatim agar siap melaksanakan operasi setiap saat.

Sebagai komponen tak terpisahkan, Fasharkan memiliki beberapa bengkel dalam memberikan dukungannya terhadap KRI. Bengkel tersebut adalah bengkel Bangunan Kapal (Bengbakap), Bengkel Mesin (Bengsin), Bengkel Senjata (Bengsen), Bengkel Elektronika (Benglek) dan Bengkel Listrik (Benglis). Masing-masing bengkel memilki personel dengan kemampuan khusus sesuai bidangnya. Untuk mendukung kerja para teknisi, bengkel yang ada di Fasharkan dilengkapi sarana dan peralatan yang memadai.


Banyaknya KRI dijajaran Koarmatim yang harus siap setiap saat, membuat personel Fasharkan dituntut bekerja ekstra keras. Bahkan tidak jarang dari mereka harus melaksanakan tugasnya sampai habis kerja. Hal itu beberapa kali pernah dilaksanakan ketika menyiapkan sebuah KRI yang mendapat tugas khusus secara mendadak, seperti pencarian korban Search And Rescue (SAR) kapal tenggelam, bencana alam dan sebagainya.


Salah satu tugas yang dilakukan personel bengkel di Fasharkan adalah pemasangan pesawat elektronika jenis Electronic Support Measure (ESM), diatas tiang gavel KRI Singa-651. Kapal perang tersebut sedang bersandar di Dermaga Semenanjung PT. PAL Indonesia untuk melaksanakan perbaikan. Pemasangan alat tersebut dilakukan oleh personel Benglek Fasharkan Surabaya bekerja sama dengan para awak KRI.
Letak posisi alat perusak frekuensi radar musuh ESM itu berada di ujung tiang paling tinggi. Untuk mencapai ujung tiang tersebut ahli elektro itu harus memanjatnya. Sedangkan peralatan tersebut bobotnya lumayan berat, sehingga para ahli elektronika itu menggunakan bantuan sebuah crane milik Fasharkan.


Rutinitas kerja personel Fasharkan telah terjadwal dengan baik sehingga target yang dicapai dapat berhasil dengan maksimal. Sebelum berangkat menuju kapal yang akan diperbaiki, mereka telah menyiapkan beberapa peralatan pendukung kerja dan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sepatu kerja dan helm. Dalam menunaikan tugasnya, para personel Fasharkan memilki prinsip dasar yaitu kerja keras, kerja ikhlas dan kerja cerdas. Tiga prinsip dasar tersebut membuat pekerjaan yang mereka lakukan mendapat hasil yang maksimal.

(Armatim)



View the Original article

0 comments:

Post a Comment