Jet Tempur Sukhoi Bisa Didatangkan Desember Ini

on Thursday, May 17, 2012

12 Mei 2012

Rusia dua minggu yang lalu secara resmi telah menolak permohonan Indonesia agar skema pembayaran pembelian 6 Sukhoi ini menggunakan fasilitas state credit, dengan penolakan ini maka Indonesia harus mencari kredit komersial untuk pembiayaannya. 

(photo : TNI AU)
Pengiriman dua dari enam unit Su-30 Mk2 itu bisa dilakukanbila kontrak pembelian tersebut bisa segera disetujui Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) Indonesia.
Perwakilan JSC Rosoboronexport atau pengekspor alat militerdari Rusia yang ada di Indonesiamengutarakan mereka siap melakukan pengiriman jet tempur Sukhoi Su-30 Mk2 ke Indonesia,Desember nanti.
Pengiriman dua dari enam unit Su-30 Mk2 itu bisa dilakukanbila kontrak pembelian tersebut bisa segera disetujui Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) Indonesia.
“Bila kontrak itu disetujui dan bisa langsung berlaku bulanMei ini, maka kami bisa mengirim dua pesawat pertama pada bulan Desember sesuaijadwal yang ada di kontrak,” kata Kepala Perwakilan Rosoboronexport diIndonesia, Vadim Varaksin.
Hal tersebut diutarakan Varaksin usai penandatangan kontrakpembelian 37 tank amfibi buatan Rusia, BMP-3F Seri 2, di KementerianPertahanan, hari ini.
Varaksin mengatakan, pihak Rusia telah melakukan semuaprosedur internal yang tertuang dalam kontrak pengadaan pesawat jet tempurSukhoi Su-30 Mk2 pesanan Indonesia.Kontrak tersebut ditandatangani oleh perwakilan kedua negara pada Desember2011.
Kontrak senilai 470 juta dollar Amerika tersebut tinggalmenunggu persetujuan DPR sehingga bisa segera mulai berlaku bulan ini.
Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan, Mayjen TNI EdiwanPrabowo, yang mewakili pemerintah Indonesia dalam penandatanganankontrak pembelian tank amfibi, mengatakan bahwa pembelian pesawat tempur jetSukhoi tetap menggunakan fasilitas kredit komersial.
Ediwan menambahkan bahwa penggunaan fasilitas kreditkomersial untuk pembelian Sukhoi tetap digunakan karena perjanjian antarapemerintah kedua negara tidak menyatakan bahwa pembelian jet tempur Sukhoididukung oleh kredit negara atau state credit pemerintah  Rusia.
“Kita sudah coba ajukan permohonan, bisa atau tidak pakaistate credit, dan sudah dijawab kira-kira dua minggu lalu, memang tidak bisa,”ujar Ediwan.
Mengenai proses pembayarannya, Ediwan mengatakan bahwa masihharus melalui beberapa mekanisme yang cukup panjang.
“Masih ada beberapa mekanisme di Kementerian Keuangan, kitainginnya cepat, tapi juga perlu persetujuan DPR. Kalau saya ingin secepatnya agarbarang-barang bisa produksi dan dikirim ke Indonesia pada waktunya,” paparEdiwan.


View the Original article

0 comments:

Post a Comment