04 Mei 2012
Nakhoda Ragam class korvet dibandingkan dengan korvet lainnya di kawasan (all photos : Juldas-Thaifighterclub)Beli Kapal Bekas Brunei , TNI Kembali Tuai Kritik
Rencana pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista)baru untuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) kembali dikritik oleh Komisi I DPR.
Belum surut kontroversi soal pembelian tank Leopard bekasdari Belanda, kini DPR mengkritik rencana pemerintah untuk memborong tiga buahkapal Light Fregat eks Angkatan Laut Kesultanan Brunei Darussalam seharga 301juta Euro.
"Ini patut dipertanyakan," kata Wakil Ketua KomisiI DPR, Tubagus Hasanuddin di Jakarta, Selasa (2/5).
Berdasarkan informasi yang diperolehnya, jenis kapal yangakan dibeli tersebut merupakan produk Inggris yang dipesan Kesultanan Brunei tujuhtahun lalu.
Armada kapal itu dilego ke Indonesia setelah kapal tersebut selesai dibangun tiba-tiba Brunei Darussalammembatalkannya karena spesifikasi teknisnya tidak sesuai permintaan AngkatanLaut Kesultanan Brunei .
Hal itupun dibawa ke Pengadilan Arbitrase Internasional.Setelah lewat arbritase internasional, Brunei Darussalam dinyatakan kalah danmereka tetap harus membayar produsen di Inggris.
Tubagus melanjutkan, kemudian pihak Brunei membarter kapal-kapal tersebut dan diserahkan ke galangan Lursen Jerman untukdijual. Kesultanan Brunei lalu membeli kapal baru jenis Ocean PatrolVessel (OPV).
"Pertanyaannya mengapa kapal yang gagal tidak memenuhistandar spesifikasi teknis harus kita beli? Jangan-jangan ketika sudah dibeli malah tak bisa dipakai,"kata dia.
Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan tiga kapal perangitu memang relatif murah dari sisi harga. Namun justru hal itu seharusnyadiperjelas.
"Komisi I DPR akan meminta tim ahli untuk menganalisisketiga kapal tersebut agar setelah dibeli mampu memberikan penguatan optimalpada sistim persenjataan TNI AL," tutur dia.
View the Original article
0 comments:
Post a Comment